Minggu, 16 November 2014

46. DE JAVASCHE BANK 5 GULDEN 1942

Teman-teman pasti sudah mengetahui uang yang satu ini.
Pecahan 5 gulden De Javasche Bank bertanggal 15 Januari 1942 dengan stempel SPECIMEN berwarna merah yang melintang di kedua sisi, serta perforasi tertulisan BETAALD.

Sekitar tahun 1995 uang ini cukup mudah ditemukan dan bernilai biasa-biasa saja, waktu itu harganya sedikit lebih tinggi dibandingkan harga wayang 25 gulden kondisi baik. Uang ini juga hampir selalu ditawarkan pada setiap lelang baik lokal maupun internasional, tetapi saat ini sudah mulai agak sulit ditemukan. Harga juga sudah mulai merangkak naik menjadi sekitar Rp.2,5 -Rp.2,7 juta perlembar (2011).




Uang bernomor urut H-151 (KUKI) atau P-86 (Pick) ini bergambar flora dengan dominasi warna biru kehitaman di bagian depan serta merah kecoklatan di bagian belakang. Uang ini tidak sempat diedarkan karena Belanda keburu menyerah kepada tentara Nippon sekitar bulan Maret 1942. Uang ini hanya terdapat dalam bentuk SPECIMEN, memang ada rumor yang menyatakan ada versi beredarnya yang tidak berstempel SPECIMEN. Katalog Pick edisi 2008 pun mencantumkannya sebagai variasi issued. Beberapa teman kolektor menyatakan pernah melihatnya tetapi sampai sekarang saya belum bisa mendapatkan gambar sebagai bukti otentiknya.

Bila uang ini dihadapkan pada cahaya, maka akan tampak tanda air berupa garis zigzag dengan tulisan J dan B silih berganti, mengingatkan kita pada uang kertas seri Coen. Memang tidak sebagus dan sejelas tanda air seri Coen, tetapi cukup memadai mengingat uang ini bukan dicetak oleh percetakan terkenal Johan Enchede melainkan dicetak di Batavia oleh percetakan G Kolff & Co.

Tanda air berupa garis zigzag dengan huruf J dan B silih berganti




Benar, uang ini dicetak oleh percetakan yang ada di Batavia yaitu G Kolff & Co karena tertera dengan jelas di sudut kiri bawah bagian belakang uang (gambar atas). Percetakan ini terletak di jalan Pecenongan nomor 72 Batavia dan sayangnya saat ini sudah tidak tersisa lagi, berubah menjadi sebuah hotel berbintang.

Percetakan dan toko buku Kolff and Co di Batavia



Tidak seperti uang specimen lainnya yang bernomor seri 000000 atau 123456, uang ini memiliki nomor seri yang unik yaitu KO 003016.
Pernahkah teman-teman bertanya mengapa demikian?

Nomor seri uang 5 gulden 1942



Pendapat beberapa teman termasuk tulisan pak Adi Pratomo di Jurnal Rupiah telah mengusik keingintahuan saya. Pencarian dan riset dilakukan dan atas petunjuk buku Jurnal Rupiah serta bantuan yang tak ternilai dari pak Alim Sumana, maka pertanyaan tersebut dapat dijawab bukan hanya dengan perkiraan tetapi berdasarkan bukti otentik.


Beberapa saat yang lalu saya mendapatkan pinjaman sebuah buku langka dari pak Alim Sumana yaitu buku telepon Batavia edisi bulan Mei tahun 1939. Sungguh luar biasa, buku yang berumur 70 tahun lebih tersebut masih berkondisi sangat baik.



Dengan hati-hati saya bersama beliau membuka halaman demi halaman, mencari bukti dari rumor yang selama ini belum terjawab. Sampai akhirnya pada halaman 155, atau tepatnya di bagian index tercantum :




Eureka!!
Ternyata angka 3016 diambil dari nomor telepon Kolf.
Bukti telah terpampang di hadapan kita, dengan demikian semua rumor dapat dijelaskan dengan pasti : Nomor seri 3016 bukan diambil sembarangan dan bukannya tidak memiliki arti, nomor seri tersebut merupakan nomor telefon percetakan G Kolff & Co.
KO kemungkinan besar merupakan singkatan dari Kolff Offsetdrukkerij sedangkan 3016 adalah nomor teleponnya. Rupanya Kolff mengadakan promosi secara diam-diam pada uang kertas hasil cetakannya.


Pertanyaan berikutnya yang timbul adalah: Nomor telepon Kolff yang terdapat pada buku tersebut ada beberapa buah, 3015 sampai dengan 3019. Mengapa yang dipakai adalah yang 3016, bukannya yang lain? Untuk itu saya juga mendapatkan bantuan tak ternilai lainnya dari pak Alim Sumana, yaitu sebuah buku langka berjudul Penundjuk Telepon Djakarta edisi 1 Djuni 1956.



Di dalam buku tersebut terdapat selembar halaman yang mencantumkan nomor telepon G.Kolff & Co. Dan pada halaman tersebut terpampang dengan jelas bahwa nomor 3016 merupakan nomor telepon bagian percetakan (for printing).





Dengan adanya bukti otentik di atas maka dapat disimpulkan bahwa nomor seri pada uang ini yaitu 3016 merupakan nomor telepon bagian percetakan G Kolff & Co, bukan bagian toko bukunya atau bagian-bagian lainnya yang tidak berhubungan dengan percetakan uang tersebut. Satu misteri lagi dapat kita pecahkan, dan tulisan ini dapat terwujud berkat keterangan dari Jurnal Rupiah asuhan pak Adi Pratomo, disertai pinjaman dan dukungan tak ternilai dari pak Alim Sumana. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka berdua.


Jakarta 30 Agustus 2011



47. Membedakan uang kertas asli dan palsu


Untuk meminimalkan pemalsuan, setiap uang kertas memiliki berbagai fitur keamanan. Mari kita lihat salah satu contoh yang diambil dari Penerbitan Perdana Uang Kertas Pecahan 10.000 Rupiah tahun emisi 2005 desain baru bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II.


Berbagai fitur keamanan yang terdapat pada uang kertas


Salah satu pengaman yang digunakan adalah nomor 8 yaitu Tanda Air. Pengaman ini sudah digunakan pada uang kertas sejak lama sekali dan merupakan pengaman yang paling luas digunakan.

Tanda air dapat dilihat dengan menghadapkan uang kertas pada cahaya terang seperti lampu atau sinar matahari. Selain itu ada satu cara lagi untuk melihat tanda air, yaitu dengan melapisi uang dengan kertas tipis lalu digosok menggunakan pensil, mirip yang kita lakukan sewaktu di sekolah dasar. Mari kita coba.... Tapi ingat ya menggosoknya jangan terlalu kuat nanti uang kita akan rusak.



Setelah dicoba pada uang kertas pecahan 100 dan 500 rupiah 1977, hasilnya ternyata sangat menakjubkan. Bukan hanya tanda air yang terlihat jelas tetapi banyak bagian-bagian lain yang terlihat termasuk juga benang pengamannya. Mari kita coba pada uang kertas yang masih berlaku saat ini :

Tanda air bergambar Pangeran Antasari pada pecahan 2000 Rupiah (2009)


Tanda air bergambar Tjut Njak Dhien pada pecahan 5000 Rupiah (2001)


Tanda air pada pecahan 10.000 Rupiah (2010)


Tanda air pada pecahan 20.000 Rupiah 2004


Tanda air bergambar I Gusti Ngurah Rai pada pecahan 50.000 Rupiah (2005)


Tanda air pecahan 100.000 Rupiah (2004)


Sekarang kita coba pada uang-uang yang lebih lama lagi


Tanda air bergambar Tjut Njak Muthia pada pecahan 5000 Rupiah sasando (1992)


Tanda air bergambar WR Supratman pada pecahan 10.000 Rupiah 1992


Tanda air bergambar WR Supratman pada pecahan 50.000 Rupiah (kertas) 1993


Tanda air bergambar HOS Tjokroaminoto pada pecahan 500 Rupiah orangutan (1992)


Tanda air bergambar Pattimura pada pecahan 1000 Rupiah Soetomo (1980)


Tanda air bergambar MC Tiahahu pada pecahan 5000 Rupiah Teuku Umar (1986)


Tanda air bergambar Cut Nyak Dhien pada pecahan 5000 Rupiah nelayan (1975)


Bagaimana bila kita menggosok pada uang plastik?
Hasilnya lebih menakjubkan, hampir seluruh gambar pada uang plastik dapat terlihat.

Walaupun tanda air pada uang plastik tidak jelas terlihat tetapi gambar2 lainnya terlihat dengan sangat baik.


Demikian juga dengan beberapa uang kertas kuno yang tidak memiliki tanda air seperti pada pecahan 5 Rupiah RIS (1950) dan 1 Gulden Japansche Reegering (1942)


Hampir seluruh bagian uang kertas dapat terlihat dengan jelas


Sekarang kita akan coba pada uang kertas yang lebih tua lagi, yaitu uang kertas De Javasche Bank. Mari kita lihat bersama bagaimana hasilnya :


Seri bingkai 10 gulden 1920, perhatikan tanda airnya
Tanda air bertulisan JAV BANK terlihat dengan jelas.


Kita coba lagi pada seri JP Coen.

Pecahan 25 Gulden JP Coen memberikan gambaran tanda air yang khas berupa garis zig zag dan tulisan JB silih berganti. Perhatikan garis vertikal di bagian tengah, rupanya lipatan pada uang kertas juga dapat dilihat.


Pecahan 50 Gulden JP Coen, memberikan gambaran yang sama. Perhatikan garis vertikal dan horisontal di bagian tengah yang pada uang tidak terlalu tampak, tetapi setelah di gosok malah menjadi kelihatan jelas.


Sekarang kita beralih ke seri wayang

Pecahan 5 Gulden, memiliki tanda air yang mirip dengan seri JP Coen
Bandingkan lipatan dan garis pada kedua gambar.


Pecahan 10 Gulden berupa garis gelombang vertikal, tiga garis vertikal dan satu horisontal tampak terlihat dengan jelas.


Pecahan 25 Gulden berupa garis zig zag yang sangat indah.


Pecahan 50 gulden dan seterusnya menampilkan gambar patung yang sedang bersila sambil memegang tongkat. Sungguh luar biasa bukan?


Setelah kita melihat begitu banyak contoh, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa selain untuk melihat tanda air, cara menggosok demikian juga dapat dipergunakan untuk melihat lipatan pada uang kertas. Bukan hanya itu saja, cara kita ini ternyata dapat juga dipergunakan untuk melihat asli palsunya uang kertas. Tentunya hanya berlaku untuk uang kertas yang memiliki tanda air. Mari kita buktikan.........


Seri Federal
Pecahan 1000 Gulden Federal 1946, perhatikan tanda airnya berupa kisi-kisi


Pecahan 25 Gulden Federal, tanda air dan garis bekas lipatan terlihat dengan jelas, padahal pada uang nya lipatan tidak terlihat dengan baik.


Pecahan 100 Gulden Federal asli yang memperlihatkan tanda air kisi-kisi



Pecahan 100 Gulden Federal palsu, tidak memperlihatkan tanda air kisi-kisi


Seri Kebudayaan
Pecahan 1000 Rupiah 1952 asli memperlihatkan tanda air berupa garis gelombang dan benang pengaman di sisi kiri.


Pecahan 1000 Rupiah 1952 palsu, tidak memperlihatkan apa-apa.
Padahal bila diterawang uang ini seakan-akan memiliki tanda air.


Pecahan 100 Rupiah 1952 asli, memiliki tanda air dan benang pengaman.


Pecahan 100 Rupiah 1952 palsu, sama sekali tidak tampak tanda airnya.



Seri Sukarno
Merupakan seri yang terbanyak dibuat versi palsunya

Pecahan 1000 Rupiah Sukarno (1960) asli. Perhatikan tanda airnya berupa kepala banteng dan benang pengaman di sisi kiri. Selain itu tampak juga sebagian gambar lainnya seperti bingkai dan angka 1000 di bagian kiri atas. Sekarang kita lihat pada uang Sukarno versi palsu :


Uang Sukarno versi palsu bertahun 1964 yang dikatakan dapat melengkung, memiliki tanda air dan bertulisan bahasa Arab, setelah digosok menggunakan kertas tipis dan pensil 2B, ternyata tidak memperlihatkan apa-apa, satu-satunya yang terlihat adalah garis vertikal bekas lipatan.



Dengan demikian jelas, bahwa permainan gosok menggosok yang kita lakukan bukannya pekerjaan iseng tanpa guna, tetapi setidaknya bisa memberikan beberapa hasil yaitu :
1. Memperlihatkan tanda air dengan jelas
2. Benang pengaman juga akan terlihat dengan jelas
3. Memperlihatkan lipatan pada uang kertas yang pada kondisi sebenarnya tidak terlalu tampak
4. Dengan sendirinya dapat membedakan apakah uang tersebut asli atau palsu

Bagaimana dengan uang2 ORI , JIM dan pecahan2 lain yang tidak memiliki tanda air? Apakah cara seperti ini juga dapat membedakan antara asli dengan palsu? Tentunya perlu penelitian lebih lanjut. Silahkan teman-teman mencoba.


QUIZ :

Tanda air pecahan berapakah?



1. Pak Lin menjawab pecahan Sudirman 5.000 Rupiah
Jawaban : SALAH
Perhatikan gambar di bawah yang diambil dari pecahan tersebut (Sudirman Rp5.000)


2. Pak Paulus menjawab seri Diponegoro 1971
Jawaban : BENAR
Gambar diambil dari seri Diponegoro 1971 pecahan Rp.100 yang tidak jadi diterbitkan.




Jakarta 28 Oktober 2011
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. Jurnal Rupiah asuhan pak Adi Pratomo
2. KUKI
3. Koleksi pribadi
Alat-alat yang dipakai : Kaca sebagai alas, kertas putih dan pensil 2B

48. Rp.5000 emisi 2001




Mari kita uji kemampuan kita pada uang 5000 Rupiah bergambar Tuanku Imam Bonjol (emisi 2001)


Pertanyaan 1.
Sampai saat ini ada berapa jenis tahun cetak (imprint)?
a. 9 tahun cetak
b. 10 tahun cetak
c. 11 tahun cetak

JAWABAN :
Sampai saat ini (November 2011) terdapat 11 tahun cetak: 8 tahun cetak (2001 sd 2008) terletak di sudut kanan bawah dan 3 tahun cetak (2009 sd 2011) terletak di atas tulisan DEWAN GUBERNUR.

11 jenis tahun cetak (imprint) dari 2001 sampai dengan 2011
Sudahkah anda memiliki semuanya?


Pertanyaan 2.
Ada berapa jenis variasi tanda tangan?
a. 2 jenis
b. 3 jenis
c. 4 jenis


JAWABAN :
Sampai bulan November 2011 terdapat 3 jenis tanda tangan yaitu :
1. Syahril Sabirin dan Miranda S Goeltom, terdiri dari 8 tahun cetak (2001 -2008)
2. Boediono dan Ardhayadi, hanya terdiri dari 1 tahun cetak (2009)
3. Darmin Nasution dan Ardhayadi, terdiri dari 2 tahun cetak (2010 - 2011)

3 jenis variasi tanda tangan


Pertanyaan 3.
Perhatikan gambar di bawah :


Saya memiliki 3 lembar bernomor seri sama yaitu 555555.
Uang pertama WPU, kedua ZER dan ketiga CDV
Pertanyaannya apakah ketiga uang tersebut memiliki tahun cetak yang sama?
a. Sama
b. Tidak sama

JAWABAN :
Ketiganya memiliki tahun cetak yang tidak sama.
CDV bertahun cetak 2009 dengan tanda tangan Boediono
ZER bertahun cetak 2010 dengan tanda tangan Darmin Nasution dan
WPU bertahun cetak 2011 dengan tanda tangan Darmin Nasution juga

Perhatikan huruf-huruf tersebut, terlihat bahwa acuannya tetap ada pada huruf kedua.
D dicetak 2009, lebih dulu daripada E yang bertahun 2010 dan P yang bertahun 2011. Jadi pecahan 5000 Rupiah Tuanku Imam Bonjol ini mirip sekaligus berbeda bila dibandingkan dengan sistem penomoran pecahan-pecahan lain. Mirip karena tetap memakai huruf kedua sebagai acuan. Dan berbeda pada......... (lihat soal2 selanjutnya)


Pertanyaan 4.
Saya memiliki 2 lembar bernomor seri AAA 421033 dan ZZZ 399175
Yang manakah yang lebih dahulu diterbitkan?
a. AAA 421033
b. ZZZ 399175

JAWABAN :
AAA 421033 memiliki tahun cetak 2009 sedangkan ZZZ 399175 bertahun cetak 2008. Maka jelas ZZZ 399175 lebih dahulu diterbitkan. Mengapa? Bukankah abjad AAA seharusnya lebih dahulu diterbitkan dibandingkan ZZZ? Apakah urutannya terbalik? Tentu tidak, hal inilah yang menyebabkan pecahan Rp.5000 memiliki penomoran yang unik. Kunci pertama sudah dibahas pada soal sebelumnya yaitu huruf kedua tetap merupakan acuan, dan kunci kedua terletak pada angka pertama nomor serinya.

Nomor seri yang berawalan angka 0 adalah yang pertama kali diterbitkan, disusul angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Tetapi berbeda bila dibandingkan dengan pecahan lain, pecahan Rp.5000 ini menghabiskan semua prefiksnya dulu dari AAA sampai ZZZ baru beralih keangka berikutnya. Agar lebih jelas saya berikan ilustrasi :
AAA 000001 sampai dengan AAA 099999 lalu
AAB 000001 sampai dengan AAB 099999 dan seterusnya sampai
AAZ 000001 sampai dengan AAZ 099999 disusul dengan
BAA 000001 sampai dengan BAZ 099999
ZAA 000001 sampai dengan ZAZ 099999 dan seterusnya sampai
ZZA 000001 sampai dengan ZZZ 099999 baru disusul dengan

AAA 100000 sampai dengan AAA 199999 dan seterusnya sampai dengan
ZZA 100000 sampai dengan ZZZ 199999

AAA 200000 sampai dengan ZZZ 299999, kemudian baru dilanjutkan dengan angka 3

AAA 300000 sampai dengan ZZZ 399999 dan seterusnya.

Agar lebih jelas mari kita lihat daftarnya



Pecahan Rp5000 memiliki sistem penomoran yang unik yaitu menghabiskan angka pertama 0 dari AAA sampai dengan ZZZ terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan angka 1 (dari AAA sampai dengan ZZZ), angka 2 (dari AAA sampai dengan ZZZ), angka 3, 4 dan sampai saat ini baru sampai PWS 59xxxx.
Keterangan di atas sekaligus menjawab pertanyaan terakhir yaitu :

Pertanyaan 5.
Saya telah memiliki nomor cantik 555555, sekarang saya mau mencari yang 666666.
Menurut anda apakah saat ini (November 2011) ada yang memilikinya?
a. Jelas ada
b. Mungkin ada mungkin tidak
c. Jelas tidak ada

JAWABAN :
Sampai saat ini (November 2011) saya dan teman-teman belum menemukan pecahan Rp.5000 dengan angka pertama 6. Diharapkan dalam waktu dekat (mungkin awal 2014) akan mulai dicetak AAA 6xxxxx. Kita tunggu saja...........


Perhatian :
1. Jawaban dan kesimpulan di atas dibuat berdasarkan penelitian dari uang-uang yang beredar, kebenaran mutlak tetap tidak diketahui sampai ada penjelasan resmi dari pihak yang berwenang.
2. Prefiks AAA bukan merupakan first prefiks kecuali diawali angka 0 : AAA 0xxxxx (2001)
3. Nomor kembar yang ada sampai saat ini hanya terdiri dari 111111, 222222, 333333, 444444 dan 555555. Nomor 666666 segera menyusul tetapi nomor-nomor selanjutnya, apalagi 999999 sangat mungkin tidak akan pernah terbit.


Semoga bermanfaat.
Jakarta 2 Desember 2011
Kritik dan saran hubungi email : arifindr@gmail.com