Minggu, 16 November 2014

2009

Pada tahun 2009 ini Bank Indonesia mengeluarkan uang kertas baru yang ditandatangai oleh Boediono. Walaupun bergambar sama, uang kertas 2009 mempunyai beberapa ciri yang berbeda antara lain:

1. Tanda tangan yang berbeda
2. Tahun di bagian depan tercetak 2009
3. Tahun emisi yang tercetak di bagian bawah uang sesuai dengan tahun pertama kali uang itu diterbitkan:
Pecahan 1000 rupiah tercetak PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2000
Pecahan 5000 rupiah tercetak PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2001
Pecahan 10000 rupiah tercetak PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2005
Pecahan 20000 rupiah tercetak PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2004
Pecahan 50000 rupiah tercetak PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2005 dan
Pecahan 100000 rupiah tercetak PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2004
.
Pecahan-pecahan baru tersebut adalah:
.

1. Pecahan 1000 rupiah


Pecahan 1000 rupiah 2009 Boediono

2. Pecahan 5000 rupiah

Pecahan 5000 rupiah 2009 Boediono

3. Pecahan 10000 rupiah


Pecahan 10000 rupiah 2009 Boediono

4. Pecahan 20000 rupiah

Pecahan 20000 rupiah 2009 Boediono

5. Pecahan 50000 rupiah

Pecahan 50000 rupiah 2009 Boediono

6. Pecahan 100000 rupiah


Pecahan 100000 rupiah 2009 Boediono
.
Selain pecahan2 di atas, terdapat satu pecahan terbaru dengan nominal 2000 rupiah, bergambar pangeran Antasari dan ditandatangani oleh Miranda S Goeltom. Pecahan ini diluncurkan di Banjarmasin. Berikut cuplikan berita peluncurannya yang dikutip dari situs Bank Indonesia:
.
.

No.11/ 19 /PSHM/Humas

Pejabat sementara (Pjs.) Gubernur Bank Indonesia, Miranda S. Goeltom, didampingi Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang pengedaran uang, S. Budi Rochadi, Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin, dan Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, secara resmi meluncurkan uang kertas baru pecahan Rp2.000 tahun emisi 2009 sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia, pada Kamis, 9 Juli 2009, di Banjarmasin. “Penerbitan uang kertas emisi baru tersebut merupakan implementasi kebijakan Bank Indonesia di bidang pengedaran uang yaitu untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar”, demikian Pjs. Gubernur Bank Indonesia, Miranda S. Goeltom, dalam sambutannya.

Uang pecahan baru tersebut bergambar Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan) dengan gambar bagian belakang Tarian Adat Dayak. Uang tersebut akan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah mulai tanggal 10 Juli 2009. Pemilihan gambar pada uang tersebut mengacu kepada desain uang kertas sebelumnya yang bertemakan Pahlawan Nasional. Hal ini sebagai bentuk apresiasi kepada para pahlawan dan untuk turut serta melestarikan budaya bangsa.

Uang kertas baru pecahan Rp 2.000 berwarna dominan abu-abu dengan unsur pengaman berupa tanda air bergambar Pangeran Antasari dengan benang pengaman yang tertanam di kertas uang dan bertuliskan BI2000 berulang-ulang yang akan memendar merah di bawah sinar ultraviolet. Uang kertas pecahan baru ini juga mengakomodasi kebutuhan para tuna netra dengan menyediakan kode tertentu (blind code) di samping kanan bagian muka uang yaitu berupa kotak persegi panjang yang dicetak secara intaglio.

Selain itu, seperti pada saat mengeluarkan uang kertas baru pecahan Rp100.000 dan Rp20.000 tahun emisi 2004, serta Rp50.000 dan Rp10.000 tahun emisi 2005, Bank Indonesia juga mengeluarkan Uncut Banknotes Rp 2.000 (uang khusus yang belum dipotong/uang bersambung) sebanyak 4.700 lembaran dengan jenis uang bersambung masing-masing berisi 2 bilyet, 4 bilyet dan 50 bilyet. Sebagai benda koleksi, Uncut Banknotes ini lazim dikeluarkan di berbagai negara sebagai penerbitan uang khusus.



BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT
Didy Laksmono R. Kepala Biro


.


.


7. Pecahan 2000 rupiah Pangeran Antasari



Pecahan 2000 rupiah 2009

.



Bentuk uncut diluncurkan pada tanggal 10 Agustus 2009, terdiri dari 2 jenis:





Uncut 2000 rupiah x 2 dijual resmi seharga Rp. 50.000,- lengkap berikut folder dan sertifikat.
.
.




Uncut 2000 rupiah x 4, dijual resmi seharga Rp. 80.000,- berikut folder dan sertifikat
.
.



Sedangkan untuk jenis plano (50 lembar) telah di lelang di Java Auction 5 yang diadakan pada tanggal 8 Agustus 2009. Untuk info lengkapnya silahkan lihat di bagian Java Auction.
http://www.pembeli-kuno.blogspot.com/2008/11/java-auction-5.html


.
.
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com

NETHERLANDS NIEW GUINEA 1954


Setelah pasukan sekutu di bawah pimpinan Jendral Douglas McArthur berhasil mengalahkan tentara Jepang di tanah Papua, maka pada tanggal 22 April 1944 administrasi pemerintahan Netherlands Niew Guinea langsung diserahkan oleh sekutu kepada Kerajaan Belanda. Pusat pemerintahanpun dipindahkan dari Manokwari ke Hollandia (Jayapura). Waktu itu bagian lain dari Netherlands East Indies masih berada di bawah kekuasaan tentara Jepang.  



Pemerintah Netherlands Niew Guinea menerbitkan uang kertas khusus yang berlaku di daerah tersebut dan terdiri dari 2 seri :

1. Seri tahun 1950 

Seri yang terdiri dari pecahan 1, 2-1/2, 5, 10, 25, 100 dan 500 Gulden ini akan dibahas pada kesempatan lain.

2. Seri tahun 1954
Seperti seri sebelumnya, seri 1954 juga terdiri dari 7 pecahan.
Semua seri 1954 memiliki tanggal penerbitan yang sama yaitu 8 Desember 1954. Nomor seri terdiri dari 2 huruf dan 6 angka dan bertanda air (watermark) serupa yaitu berupa spiral berbentuk kotak (square spiral  pattern) yang tersebar diseluruh permukaan kertas.












Pecahan 1, 2-1/2 dan 5 Gulden
3 pecahan terkecil yaitu 1, 2-1/2 dan 5 Gulden bergambar sama yaitu burung Cendrawasih di bagian kiri dan Ratu Juliana di bagian kanan. Sisi belakang bergambar vignete yang menyerupai ukiran khas Papua. Ukuran ketiga pecahan ini juga serupa yaitu 130 x 60 mm.
Nomor seri : 
1 Gulden dimulai dengan huruf A, B dan C
2 1/2 Gulden dimulai dengan huruf E
5 Gulden dimulai dengan huruf H

 



Pecahan 10 dan 25 Gulden
2 pecahan berikutnya yaitu 10 dan 25 Gulden bergambar burung Dara Mahkota dan Ratu Juliana. Bagian belakang bergambar burung Hantu yang sedang melebarkan sayap. Ukuran kedua pecahan ini lebih besar yaitu 150 x 70 mm.
10 Gulden memiliki prefix yang dimulai dengan huruf K sedangkan 25 Gulden dimulai dengan huruf L







Pecahan 100 dan 500 Gulden
2 pecahan terbesar yaitu 100 dan 500 Gulden bergambar burung Kasuari dan Ratu Juliana, bagian belakang serupa dengan pecahan 10 dan 25 Gulden. Ukuran uang juga sama yaitu 150 x 70 mm.
Pecahan 100 Gulden memiliki prefix yang dimulai dengan huruf M. Sedangkan untuk pecahan 500 Gulden dimulai dengan huruf N.





VARIASI
Selain versi beredar yang sangat sulit ditemukan (terutama untuk 3 pecahan terbesar), seri ini juga dapat ditemukan dalam versi SPECIMEN. Semua pecahan versi ini memiliki stempel SPECIMEN berwarna merah yang melintang dikedua sisi dan memiliki nomor seri yang sama yaitu XZ 012345 - XZ 067890. Mari kita lihat bentuknya.


PECAHAN 1 GULDEN SPECIMEN


PECAHAN 2 1/2 GULDEN SPECIMEN


PECAHAN 5 GULDEN SPECIMEN


PECAHAN 10 GULDEN SPECIMEN


PECAHAN 25 GULDEN SPECIMEN


PECAHAN 100 GULDEN SPECIMEN


PECAHAN 500 GULDEN SPECIMEN


Setelah Netherlands Niew Guinea menjadi bagian dari Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963 maka seri NNG 1954 digantikan dengan pecahan Irian Barat Rupiah dengan kurs 1 Netherlands Niew Guinea Gulden (NNGG) sama dengan 12,43 Irian Barat Rupiah. Nama propinsi ini juga berubah menjadi Irian Barat, lalu pada tahun 1973 berubah lagi menjadi Irian Jaya dan sekarang sesuai dengan UU 21 tahun 2001 tentang Otonomi Daerah diubah menjadi 2 propinsi yaitu Propinsi Papua Barat dengan ibukota Monokwari dan Propinsi Papua dengan ibukota Jayapura.  



Harga
Harga seri ini dari waktu ke waktu mengalami kenaikan yang cukup pesat, terutama pecahan besarnya.  Mari kita lihat contoh yang diambil dari hasil lelang Java Auction sejak tahun 2006.

2006







2007


2008









2011



2014
Sebuah website di Belanda menjual uang-uang NNG secara langsung dengan harga cukup fantastis :


Perhatikan gambar di atas, adakah yang mengetahui arti dari Cat.Nr. 311 atau 312? Benar sekali kalau angka2 tersebut adalah nomor uang pecahan 25 dan 100 Gulden pada katalog, pertanyaannya katalog apa yang digunakan oleh website Belanda tersebut?


Kesimpulan :
1. Seri ini sangat sulit ditemukan dalam kondisi baik, terutama pecahan besarnya
2. Dari waktu ke waktu seri ini menjadi semakin sulit ditemukan dan bernilai tinggi, apalagi untuk pecahan besarnya.
3. Saran untuk mengumpulkan: Pecahan kecil boleh dalam bentuk issued, tetapi pecahan besar (25, 100 dan 500 Gulden) mengingat tingkat kesulitan dan harga yang sangat tinggi maka ada baiknya memilih bentuk SPECIMEN. Atau boleh juga dalam bentuk SPECIMEN semuanya.
4. Tingkat kesulitan :
Pecahan 500 Gulden issued merupakan kunci dari pecahan ini. Sangat langka dan dalam waktu 10 tahun terakhir hanya sekali muncul di lelang internasional. Harganyapun luar biasa tinggi, berkali-kali lipat di atas harga wayang 100 Gulden.
Pecahan 100 Gulden dan 25 Gulden issued juga sangat sulit ditemukan, harga bisa dilihat di atas berkisar di beberapa juta sampai dengan beberapa puluh juta Rupiah.
Pecahan 10 dan 5 Gulden issued cukup sering ditemukan dan bernilai tidak terlalu tinggi kecuali untuk kondisi prima. Terakhir dan termudah ditemukan adalah pecahan 1 dan 2 1/2 Gulden issued.
Variasi SPECIMEN untuk pecahan besar (25, 100 dan 500 Gulden) bernilai lebih murah dibandingkan versi beredarnya sehingga bisa merupakan pilihan alternatif. 




Jakarta 15 April 2014
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak Rizal S. Tanpa sumbangsih beliau artikel ini tidak akan terwujud. 

Sumber :
1. KUKI
2. Pick
3. Wikipedia
4. Katalog lelang Java Auction
5. Website lelang LKCA
6. Koleksi teman-teman para kolektor  
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com