Senin, 24 November 2014

1951 dan 1953 (seri pemandangan alam)



Seri Pemandangan Alam I 1951 dan Seri Pemandangan Alam II 1953


Terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah


Disebut seri pemandangan alam I karena pada tahun 1953 juga diterbitkan seri pemandangan alam II dengan gambar yang sama tetapi beda tanda tangan. Seri pertama ini ditandatangani oleh Mr. Sjafrudin Prawiranegara bertahun 1951 dan yang kedua oleh Drs. Soemitro Djojohadikoesoemo bertahun 1953. Kedua seri ini dicetak oleh Security Banknote Company.

Karena masa edar yang lebih singkat, seri pemandangan alam II sedikit lebih sukar ditemukan dibandingkan yang pertama sehingga harganyapun sedikit lebih mahal. Semua pecahan seri pemandangan alam relatif mudah ditemukan termasuk yang UNC nya sekalipun. Karena itu bagi para kolektor pemula rasanya tidak akan mengalami kesulitan untuk melengkapi seri ini dengan kondisi yang terbaik.
Harga seri pemandangan alam I tahun 1951 yang UNC sekitar Rp.30.000,- perlembar baik untuk pecahan 1 maupun 2,5 rupiah dan untuk seri pemandangan alam II sekitar Rp.50.000,- perlembar.
Beberapa waktu yang lalu, Security Banknote Company melalui salah satu balai lelang di Amerika melelang bentuk specimen, uncut dan proof dari seri ini. Bentuk yang tidak lazim ini sangat langka ditemukan dan tentu saja bernilai sangat tinggi.




Jenis proof pemandangan alam I, perhatikan perbedaannya bila dibandingkan dengan jenis yang beredar antara lain angka 1 dan 2,5 yang lebih besar, adanya tulisan Security Banknote Company di bagian bawah, gambar pohon kelapa yang berbeda serta adanya burung garuda pada sisi kanan pecahan 1 rupiah.


Bentuk specimen dari pecahan 2,5 rupiah (1951)



Bentuk uncut dari pecahan 1 rupiah (1953)

Kesimpulan seri pemandangan alam I dan II

1. Sangat mudah menemukan yang berkondisi UNC
2. Harga relatif murah
3. Terdapat bentuk-bentuk yang tidak lazim seperti proof, specimen dll

1954 dan 1956 (seri sukubangsa)

SERI SUKUBANGSA I (1954) dan II (1956)

Terdiri dari pecahan satu dan dua setengah rupiah, relatif mudah didapatkan dan berharga tidak terlalu mahal.
Seri Sukubangsa 1954 di tandatangani oleh Dr. Ong Eng Die bernilai jual sekitar 10 ribu rupiah perlembar UNC




Seri sukubangsa 1954, terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah


Seri Sukubangsa II 1956 ditandatangani oleh Mr. Jusuf Wibisono, memiliki gambar yang sama persis dengan yang 1954 dan bernilai jual kurang lebih sama.


Seri Sukubangsa 1956 terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah
.
.
Seri sukubangsa merupakan seri yang paling mudah ditemukan, bahkan bentuk gepokannyapun juga masih banyak tersedia, tidak heran harganyapun juga sangat murah. Pecahan 1 rupiahnya karena bergambar perempuan jawa yang cantik maka seringkali dipakai sebagai mas kawin.

Minggu, 23 November 2014

1957 (seri hewan)

Seri Hewan 1957
Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1000 dan 2500 rupiah
Serta pecahan 5000 rupiah yang tidak diterbitkan



Seri hewan merupakan seri paling menarik, paling dicari dan memiliki tingkat kesulitan paling tinggi dibanding seri2 lainnya. Untuk melengkapi seri ini dibutuhkan waktu yang lama, kerja keras dan dana yang sangat besar. Beberapa pecahan yaitu 10 dan 25 rupiah memiliki harga yang fantastis dan sangat2 sukar didapatkan.
Semua pecahan seri hewan tidak memiliki tahun penerbitan, tetapi walaupun demikian seri ini memiliki gambar dan warna yang sangat menarik dan bersifat universal. Setiap orang di seluruh dunia pasti mengetahui nama2 hewan yang tercetak di seri ini, sehingga tidak heran menjadi incaran para kolektor mancanegara.


Pecahan 5 rupiah


Bergambar orang utan di bagian depan dan candi Prambanan di bagian belakang, memiliki tiga variasi nomor seri, yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf. Variasi 1 huruf sangat sukar ditemukan dan biasanya berada dalam kondisi kurang baik. Variasi 1 huruf yang UNC jarang sekali ditemukan dan memiliki nilai jual sangat tinggi.
Variasi 2 huruf UNC cukup sering ditemukan apalagi dengan variasi 3 hurufnya sangat mudah didapatkan. Harga UNC kedua variasi tersebut berkisar Rp. 350.000 perlembarnya.


Orang utan 5 rupiah 1957 variasi 3 nomor seri

Pecahan 10 rupiah

Bergambar Rusa di bagian depan dan perahu kora2 di bagian belakang. Pecahan ini ditarik kembali setelah sempat beredar selama beberapa hari. Sehingga tingkat kesulitan untuk mendapatkan pecahan 10 rupiah sangatlah tinggi. Sebagian besar versi yang tersedia di pasaran adalah versi SPECIMEN. Harga pecahan 10 rupiah versi SPECIMEN saat ini bernilai jutaan rupiah, sedangkan versi beredarnya tidak dapat ditentukan karena sangat langka dan hampir tidak pernah terlihat.



Rusa 10 rupiah 1957

Pecahan 25 rupiah


Seperti juga dengan pecahan 10 rupiah, pecahan 25 rupiah yang bergambar badak ini hanya beredar beberapa hari sehingga tingkat kesulitan uang ini juga sama besarnya dengan pecahan 10 rupiah. Harga versi SPECIMEN nya sama dengan pecahan 10 rupiah sedangkan versi beredarnya sangat-sangat langka sehingga harga pasaran juga tidak dapat dipastikan. Kedua pecahan 10 dan 25 rupiah ini merupakan kunci dari semua uang terbitan Bank Indonesia. Hanya beberapa gelintir kolektor saja yang memiliki kedua pecahan ini.



Badak 25 rupiah 1957


Pecahan 50 rupiah

Bergambar buaya di bagian depan dan mesjid Raya Deli di bagian belakang, terdiri dari 2 variasi nomor seri yaitu satu huruf dan dua huruf. Variasi satu huruf jauh lebih sulit didapatkan daripada variasi dua huruf dan berharga sekitar satu setengah kali nya. Harga UNC variasi 2 huruf pecahan ini sekitar Rp.750.000,- perlembarnya.



Buaya 50 rupiah 1957 variasi 1 dan 2 huruf


Pecahan 100 rupiah

Pecahan yang bergambar tupai ini merupakan pecahan yang paling mudah didapat dan berharga jual di bawah pecahan2 lainnya, pecahan ini mempunyai tiga variasi nomor seri yaitu satu huruf, dua huruf dan tiga huruf. Seperti yang lainnya pecahan variasi satu huruf lebih sulit didapatkan dibandingkan variasi2 lainnya. Harga UNC variasi dua huruf dan tiga huruf adalah sama yaitu berkisar antara Rp.500.000, sementara harga variasi satu huruf sekitar satu setengah sampai dua kalinya.

Tupai 100 rupiah 1957 variasi 1, 2 dan 3 huruf

Pecahan 500 rupiah


Pecahan bergambar macan ini merupakan salah satu uang kertas yang paling dicari oleh para kolektor baik lokal maupun mancanegara. Gambarnya yang bagus dengan tema universal disertai warna yang sangat menarik membuat uang ini semakin lama semakin sulit ditemukan. Pecahan 500 rupiah ini terdiri dari dua variasi yaitu satu huruf dan dua huruf. Tingkat kesulitan maupun harga variasi satu huruf berlipat-lipat dibandingkan variasi dua huruf. Harga kondisi VF variasi dua huruf saat ini berkisar sekitar Rp.2 jutaan dan untuk UNC nya menurut data terakhir sudah melebihi Rp.7,5 juta perlembarnya. Sangat tidak masuk akal bukan? Karena beberapa tahun yang lalu pecahan ini sangat banyak ditemukan dan harganyapun hanya berkisar ratusan ribu sampai Rp.1 jutaan untuk kondisi UNC. Saat ini hampir tidak mungkin kita menemukannya dengan harga sedemikian.


Macan 500 rupiah 1957 variasi 1 dan 2 huruf


Pecahan 1000 rupiah


Seperti pada pecahan 500 rupiah, uang yang bergambar gajah ini juga sangat digemari oleh para kolektor. Semakin lama semakin sukar untuk mendapatkan jenis yang UNC sehingga harganyapun semakin membumbung tinggi. Terdapat dua variasi nomor seri, satu huruf dan dua huruf. Variasi satu huruf tentu saja lebih sukar didapatkan dibanding variasi dua huruf, sehingga harganyapun juga lebih tinggi sekitar 2 kalinya. Harga variasi dua huruf kondisi EF sekitar Rp.1,5 juta dan UNC sudah melampaui angka 2 jutaan rupiah.



Gajah 1000 rupiah 1957 variasi 1 dan 2 huruf


Pecahan 2500 rupiah


Bergambar komodo, dengan bentuk yang besar dan corak yang menawan merupakan salah satu uang kertas yang paling diburu. Pecahan ini relatif mudah didapatkan bahkan yang UNC nya pun masih bisa diperoleh di kisaran harga Rp.2 juta. Terdiri dari tiga variasi nomor seri, satu huruf, dua huruf dan dua huruf diatas satu huruf. Variasi satu huruf sangat langka dan sangat sulit ditemukan sehingga harganyapun berlipat2 dibandingkan variasi2 lainnya.




Komodo 2500 rupiah 1957 variasi lengkap

Pecahan 5000 rupiah (tidak beredar)


Pecahan yang bergambar banteng ini merupakan salah satu kunci dari seluruh uang kertas yang pernah beredar di Indonesia. Pecahan 5000 rupiah ini berukuran sangat besar (190 x 97 mm) bahkan merupakan uang kertas Indonesia yang mempunyai ukuran terbesar. Pecahan berwarna merah ini tidak jadi diterbitkan dan hanya terdapat dalam bentuk SPECIMEN bernomor seri 5000A 0000, walaupun menurut kabar angin terdapat bentuk versi yang beredarnya. Harga pecahan ini tidak dapat ditentukan karena sangat langka dan amat jarang beredar di kalangan kolektor. Menurut rumor terbaru harganya berkisar di antara Rp.25 juta perlembarnya.
Karena harganya yang sangat tinggi maka tidak heran beredar bentuk palsunya. Salah satu ciri yang membedakan adalah ukuran versi yang palsu jauh lebih kecil dari aslinya, dan tentu saja warnanya tidak seterang aslinya. Mengapa ukuran uang yang palsu bisa lebih kecil dari yang asli? Bila ada diantara teman-teman yang memiliki buku katalog uang kertas ecisi 1996 bisa membuka halaman 130 yang berisi informasi tentang uang ini. Di bagian ukuran uang tertulis angka 170 x 86 mm dan angka ini jelas salah. Saya tidak tahu apakah kesalahan ini disengaja atau tidak oleh penulisnya, yang pasti ukuran uang yang asli jauh lebih besar dari ukuran tersebut. Karena ukuran 170 x 86 mm yang tertera di buku maka para pemalsu menganggap bahwa ukuran tersebut yang benar sehingga mereka membuat copy sesuai ukuran itu. Hal ini sedikit banyak menguntungkan para kolektor pemula yang belum begitu paham tentang keaslian suatu uang.



Banteng 5000 rupiah 1957 (tidak beredar)

Selain bentuk beredarnya, seri binatang juga terdapat bentuk2 lain seperti bentuk SPECIMEN dan bentuk PROOF.


SPECIMEN SET seri Hewan 1957


Bentuk SPECIMEN lebih mudah ditemukan daripada bentuk PROOF dan beberapa kali dijual di lelang2 baik lokal maupun internasional. Pada salah satu lelang terkenal di Jakarta beberapa saat yang lalu dijual satu set lengkap seri hewan dalam bentuk SPECIMEN dengan harga pembukaan Rp.51.750.000 belum termasuk fee sekitar 15%.



Bentuk yang lebih sukar ditemukan adalah bentuk PROOF. Bentuk yang satu ini mempunyai beberapa variasi, ada yang tanpa cap SPECIMEN tetapi terdapat tulisan PROOF di bagian kiri bawah.
Bentuk Proof variasi pertama


Terdapat juga variasi berupa lubang kecil2 bertulisan CANCELLED menyilang di bagian tengah, dengan nomor seri PROOF berupa tulisan di bagian atas.




Variasi PROOF seperti ini sangat jarang ditemukan dan berharga jual jauh di atas bentuk SPECIMEN.
Bentuk proof lain:

Proof beda warna yang sangat langka
.

Inspection die proof yang sangat langka
.
.


Kesimpulan dari seri Hewan 1957
1. Seri paling diburu oleh semua kolektor
2. Seri paling sulit dicari dan paling mahal, membutuhkan dana sedikitnya 50 jutaan untuk melengkapi seri ini
3. Merupakan seri penentu atau kunci dari seluruh uang kertas Indonesia. Merupakan impian tiap kolektor untuk melengkapi seri ini
4. Selain bentuk beredarnya juga terdapat bentuk-bentuk SPECIMEN dan PROOF
5. Tingkat kesulitan dari seri ini:
- Bentuk beredar dari pecahan 10 dan 25 rupiah (sangat sulit dan sangat mahal)
- Bentuk PROOF
- Pecahan 5000 SPECIMEN
- Pecahan 10 dan 25 SPECIMEN
- Pecahan2 SPECIMEN lainnya
- Variasi satu huruf pecahan 2500 (tersulit), 500, 1000, 5 dan 100 rupiah
- Variasi lainnya pecahan UNC dari 500 (macan), 1000 (gajah), 2500 (komodo)
- Variasi 2 atau 3 huruf pecahan 5 (orang utan) dan 100 (tupai) adalah yang termurah dan terbanyak ditemukan


Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com

Sabtu, 22 November 2014

1958 (seri pekerja)

Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1000 violet, 1000 merah coklat, 5000 coklat, dan 5000 violet
.
.

Seri Pekerja tahun 1958 ini merupakan seri yang termudah didapatkan, tidak banyak variasi, dan berharga tidak terlalu mahal. Semua pecahan relatif mudah didapatkan termasuk yang berkondisi UNC nya sekalipun kecuali untuk pecahan 500 dan 5000 coklat.
Semua pecahan mempunyai tanda air bergambar kepala banteng dan hanya mempunyai satu variasi kecuali pecahan 5000 violet yang bertanda air garuda pancasila dengan dua variasi.


Pecahan 5, 10, 25, 50 dan 100 rupiah

Relatif mudah didapatkan, berharga tidak terlalu mahal hanya berkisar puluhan ribu rupiah saja. Seharusnya para kolektor pemula tidak akan mengalami kesukaran untuk mengumpulkan yang berkondisi UNC. Khusus pecahan 5 rupiah tidak tercantum tahun penerbitan.







Pecahan 500 rupiah



Merupakan pecahan tersulit didapatkan, apalagi yang berkondisi UNC. pecahan ini adalah kunci dari seri Pekerja 1958. Harga UNC sekitar 1 juta rupiah.






Pecahan 1000 rupiah


Terdiri dari dua variasi, yaitu violet dan merah coklat. Harga UNC keduanya relatif sama yaitu sekitar Rp. 150.000,- walaupun sebenarnya variasi merah coklat agak lebih sukar didapatkan.






Pecahan 5000 rupiah (coklat)

Untuk yang berkondisi biasa sangat mudah didapatkan, tetapi yang berkondisi UNC sangat sulit ditemukan, sehingga pecahan ini mempunyai rentang harga yang sangat lebar. Kondisi biasa bisa dengan mudah dibeli dengan harga cuma puluhan ribu rupiah saja tetapi yang berkondisi UNC bisa mencapai Rp.800.000,- perlembarnya.







Pecahan 5000 rupiah (violet)


Mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 5000 coklat, tetapi mempunyai water mark yang berbeda. Tidak seperti pecahan2 lainnya yang bergambar kepala banteng, pecahan berwarna violet ini bergambar Garuda Pancasila. Sangat mirip dengan pecahan 10.000 (1964).
Terdapat dua variasi water mark, yang pertama ada di bagian tengah dan yang kedua ada di kedua sisi kiri dan kanan. Variasi kedua lebih sulit didapatkan. Pecahan ini biasa ditemukan dalam kondisi yang baik dan berharga UNC sekitar Rp.700.000,-





Variasi pertama, mempunyai water mark Garuda Pancasila di bagian tengah






Variasi kedua mempunyai water mark Garuda Pancasila di bagian pinggir kiri dan kanan










Kesimpulan dari seri Pekerja 1958:

1. Relatif mudah didapatkan dan bernilai tidak terlalu tinggi.
2. Tidak ada variasi nomor seri atau water mark kecuali pecahan 5000 violet
3. Setiap kolektor pemula seharusnya mudah melengkapi seri ini
4. Pecahan UNC tersulit didapatkan adalah 500 rupiah, disusul 5000 coklat dan 5000 violet.

Silver Coin / Koin Perak


  2,5 Gulden William III Koning Silver Coin 1869
Harga : 425.000,-
Ready in Stock : No
========================================================================
  1 Gulden Wilhelmina Silver Coin 1892 Long Hair
Harga : 200.000,-
Kode Item : 1G1892
Ready in Stock : Yes
========================================================================
   1 Gulden Wilhelmina Silver Coin 1928
Harga : 100.000,-
Kode Item : 1G1928
Ready in Stock : Yes
 ========================================================================
 1 Gulden Wilhelmina Silver Coin 1929
Harga : 110.000,-
Kode Item : 1G1929
Ready in Stock : Yes
 ========================================================================
 2,5 Gulden Wilhelmina Silver Coin 1931
Harga : 250.000,-
Kode Item : 2,5G31A
Ready in Stock : Yes
========================================================================


 2,5 Gulden Wilhelmina Silver Coin 1931
Harga : 275.000,-
Kode Item : 2,5G30
Ready in Stock : Yes


========================================================================
 2,5 Gulden Wilhelmina Silver Coin 1931
Harga : 275.000,-
Kode Item : 2,5G31B
Ready in Stock : Yes
========================================================================


  2,5 Gulden William II Koning 1847
Harga : 500.000,-
Ready in Stock : No

========================================================================


  2,5 Gulden William III Koning 1872
Harga : 400.000,-
Ready in Stock : No

========================================================================

  2,5 Gulden William III Koning 1852 Palsu (Fake)
Harga : 50.000,-
Ready in Stock : No

======================================================================== 

Jumat, 21 November 2014

1959 (seri bunga)

Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500 dan 1000 rupiah 
serta 2500 dan 5000 yang tidak beredar





Seri bunga mempunyai corak yang sangat menarik dengan gambar berbagai bunga di bagian depan dan burung di bagian belakang. Seri yang dicetak oleh Thomas De La Rue dan mempunyai tanda air Garuda Pancasila ini sangat banyak memiliki variasi nomor seri. Pecahan2 kecil memiliki 3 variasi nomor seri, sedangkan 2 pecahan terbesar yaitu 500 dan 1000 rupiah masing2 memiliki 4 variasi. Seri bunga burung ini sangat digemari oleh para kolektor baik lokal maupun mancanegara karena bentuknya yang indah, warnanya yang bagus dan tingkat kesulitannya yang sangat bervariasi dari sangat mudah sampai sangat-sangat sukar.

Karena banyak sekali penggemarnya semakin lama semakin sulit menemukan uang2 ini, beberapa tahun yang lalu bentuk gepokannya masih sering beredar dipasaran tetapi sekarang sudah mulai jarang dilihat. Semua pecahan 2 atau 3 huruf kecuali pecahan 500 rupiah masih mungkin dikoleksi dalam bentuk UNC nya, tetapi untuk pecahan 500 rupiah sudah sangat sulit menemukannya dalam bentuk UNC, dan selalu menjadi rebutan para kolektor.


Pecahan 5 rupiah

Pecahan yang bergambar bunga mawar kuning di bagian depan ini sangat banyak ditemukan, berharga murah dan tidak ada kesulitan sama sekali dalam memperolehnya. Terdiri dari 3 variasi nomor seri yaitu satu huruf, dua huruf dan tiga huruf. Tentu saja variasi satu huruf sedikit lebih sukar didapatkan, tetapi tetap berharga tidak terlalu mahal. Pecahan variasi 3 huruf UNC hanya bernilai sekitar 5ooo rupiah selembarnya sedangkan variasi 1 huruf sekitar Rp. 30.000,-




Pecahan 10 rupiah

Bergambar bunga teratai dan sepasang burung kakak tua, sangat banyak ditemukan dan tidak ada kesulitan yang berarti dalam memperolehnya. Terdiri dari 3 variasi nomor seri, yaitu satu huruf, dua huruf dan tiga huruf. Variasi tiga huruf UNC bernilai sama dengan pecahan 5 rupiah yaitu sekitar 5 ribuan s/d 10 ribuan perlembarnya. Sedangkan variasi 1 huruf UNC sekitar 50-100 ribuan perlembar.





Pecahan 25 rupiah

Pecahan ini juga relatif mudah didapat dan berharga juga tidak terlalu mahal. Variasi tiga huruf UNC berharga sekitar 50 ribuan, tetapi variasi satu hurufnya berharga sekitar 3-4 kalinya.



Pecahan 50 rupiah

Berwarna biru muda yang sangat indah dengan sepasang elang laut yang gagah di bagian belakangnya. Juga mempunyai 3 variasi nomor seri, satu huruf, dua huruf dan tiga huruf. Kondisi UNC variasi dua huruf dan tiga huruf berharga sekitar 75 ribuan perlembarnya dan variasi satu hurufnya yang sudah mulai sulit ditemukan berharga sekitar 250 ribuan.




Pecahan 100 rupiah

Pecahan ini juga masih relatif mudah ditemukan, kecuali variasi satu hurufnya yang sulit didapat, apalagi yang berkondisi UNC. Harga UNC variasi dua dan tiga huruf sekitar 40 ribuan tetapi variasi satu hurufnya yang berkondisi UNC sangat sulit ditemukan dan berharga cukup tinggi yaitu berkisar Rp.500.000,-





Pecahan 500 rupiah

Merupakan pecahan tersulit dari seri ini. Memiliki 5 macam variasi nomor seri yaitu satu huruf 4 angka, satu huruf 5 angka, dua huruf, tiga huruf empat angka dan yang baru saja diketemukan secara tidak sengaja variasi ke 5 yaitu 3 huruf 5 angka. Variasi keempat yang termurah saja sudah sangat sulit ditemukan dalam kondisi UNC apalagi variasi satu hurufnya. Harga variasi keempat (3 huruf 4 angka) dalam kondisi UNC bernilai sekitar 1,5 - 2 juta rupiah perlembar. Sedangkan variasi 2 hurufnya sekitar satu setengah kalinya. Untuk variasi satu huruf tidak pernah ada patokan harga, karena sangat sulit ditemukan. Untuk yang berkondisi VF atau XF saja variasi satu huruf ini harganya sudah mencapai 3 juta rupiah perlembarnya. Tingkat kesulitan variasi pertama dan kedua sangatlah tinggi dan biasanya ditemukan dalam kondisi kurang baik. Tidak banyak kolektor yang berhasil memiliki variasi ini.


Bunga 500 variasi lengkap


Pecahan 1000 rupiah
Juga memiliki 4 variasi nomor seri, dan seperti juga pecahan 5oo, harga variasi satu hurufnya sangatlah tinggi. Kondisi biasa2 saja sudah senilai 2-3 juta perlembarnya, apalagi bila kondisinya UNC. Untuk variasi keempat yang umum ditemukan yaitu dua huruf di atas satu huruf, harga UNC nya sekitar 300-350 ribu perlembarnya. Variasi termurah ini sangat banyak ditemukan, bahkan masih mungkin mendapatkannya beberapa lembar sekaligus yang nomor serinya masih berurutan. Harga suatu uang akan meningkat bila didapatkan dalam bentuk nomor seri yang berurutan. Hal ini akan dibahas dilain kesempatan.





Pada lelang terbesar di Jakarta beberapa saat yang lalu, ditawarkan sebuah pecahan seri bunga yang sebelumnya tidak pernah terlihat di pasaran. Yaitu pecahan 2500 rupiah. Pecahan ini tidak jadi diedarkan dan hanya terdapat dalam bentuk PROOF bernomor seri AA 0000. Pecahan 2500 rupiah ini bernilai sangat tinggi dan merupakan pecahan terlangka dari seluruh uang terbitan Bank Indonesia, bahkan dapat dipastikan jauh lebih langka bila dibandingkan dengan pecahan 5000 rupiah seri binatang (banteng).
Mungkin seumur hidup kita tidak akan pernah melihat pecahan ini, tetapi atas kemurahan hati seorang kolektor besar yang bersedia memberikan fotonya, maka kita semua dapat melihat seperti apa bentuknya pecahan 2500 rupiah ini. Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepadanya.


Penemuan Baru
Pada bulan Juni 2014 telah ditemukan pecahan Rp.5000 yang dapat dimasukkan sebagai kelompok seri bunga. Uang yang termasuk tipe essay ini direkatkan pada selembar karton tebal sehingga hanya terlihat sisi depannya saja. Kita beruntung karena kolektor yang memilikinya telah bermurah hati untuk memperlihatkan gambarnya. 
















Kesimpulan dari seri Bunga 1959:

1. Mempunyai gambar dan corak yang sangat indah
2. Memiliki tingkat kesulitan sangat bervariasi
3. Untuk variasi termurah, masih mungkin kita mendapatkannya dalam bentuk UNC
4. Pecahan 500 rupiah adalah yang tersulit didapatkan, baik variasi 3 hurufnya apalagi 1 huruf.
5. Terdapat bentuk yang sangat-sangat istimewa yang tidak pernah terlihat di pasaran yaitu pecahan 2500 rupiah PROOF dan 5000 ESSAY