Selasa, 25 November 2014

1948 (seri federal III)

Merupakan Seri DE JAVASCHE BANK yang terakhir


Terdiri dari 3 pecahan yaitu setengah roepiah, satoe roepiah dan doea roepiah setengah. Pada seri ini dipergunakan dua macam mata uang yaitu roepiah dan gulden dengan perbandingan yang sama. Ejaan yang dipergunakan adalah ejaan lama.


PECAHAN SETENGAH ROEPIAH (VIJFTIG CENT)


Berwarna ungu muda dengan gambar depan bunga anggrek bulan berharga sekitar Rp. 100.000,- perlembar UNC.
Terdiri dari 5 variasi nomor seri:

a. Huruf A kecil di atas 1 angka kecil

b. Huruf A kecil di atas 2 angka kecil




c. Huruf AA di atas 2 angka besar




d. Huruf AB di atas 2 huruf besar




e. Huruf A besar di atas 2 angka besar





PECAHAN SATOE ROEPIAH (EEN GULDEN)

Berwarna biru dengan gambar pohon kelapa, berharga sekitar Rp. 150.000,- perlembar UNC.
Terdiri dari 5 variasi nomor seri:


a. Huruf B kecil di atas 1 angka kecil




b. Huruf B kecil di atas 2 angka kecil




c. Huruf BB sedang di atas 1 angka sedang




d. Huruf BB sedang di atas 2 angka sedang




e. Huruf B besar di atas 2 angka besar





PECAHAN DOEA ROEPIAH SETENGAH (TWEE EN EEN HALVE GULDEN)

Berwarna merah muda dengan gambar bunga melati. Pecahan ini yang tersulit untuk didapatkan, harga perlembar UNC sekitar Rp.250.000,-
Terdiri dari 3 variasi nomor seri:



a. Huruf c kecil di atas 1 angka kecil




b. Huruf c kecil di atas 2 angka kecil



c. Huruf C besar di atas 2 angka besar




Selain bentuk beredarnya juga terdapat bentuk SPECIMEN yang bernomor seri 000000.
Bentuk ini selain langka juga mempunyai harga yang tinggi, lebih dari Rp. 6 juta per set



Seri Federal III 1948 SPECIMEN (000000)


KESIMPULAN
1. Seri terakhir De Javasche Bank sebelum di nasionalisai menjadi Bank Indonesia
2. Cukup banyak variasi nomor serinya, beberapa cukup sukar ditemukan
3. Pecahan 2,5 roepiah yang tersulit dicari untuk kondisi UNC nya
4. Terdapat bentuk SPECIMEN yang bernilai tinggi



Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
KUKI
Koleksi teman-teman kolektor

Senin, 24 November 2014

1945 (seri ORI I)

ORI (Oeang Republik Indonesia) seri I bertanggal 17 Oktober 1945 walaupun kenyataannya uang ini beredar jauh sesudahnya. Seri pertama ini mempunyai 8 pecahan dengan banyak sekali variasi bentuk maupun nomor seri. Semua pecahan ditandatangani oleh Mr. A.A. Maramis, dan tidak mempunyai pengaman yang baik sehingga mudah sekali dipalsukan.


Pecahan 1 sen

Pecahan ini tidak memiliki nomor seri dan mempunyai dua variasi warna dasar yaitu violet dan hijau. Harga perlembar untuk kondisi UNC sekitar Rp. 5000,-



Pecahan 1 sen ORI I dengan dua variasi warna dasar



Pecahan 5 sen

Pecahan ini juga tidak mempunyai nomor seri, dan terdiri dari 3 variasi yaitu:
1. Gambar banteng samar-samar dengan dasar warna violet
2. Gambar banteng samar-samar dengan tepi/bingkai berwarna biru kehitaman
3. gambar banteng tajam
Harga ketiga variasi kurang lebih sama yaitu berkisar Rp. 10.000,- s/d Rp. 15.000,- perlembar UNC.





Pecahan 5 sen ORI I dengan 3 variasi



Pecahan 10 sen

Seperti pecahan-pecahan sebelumnya, pecahan 10 sen ini juga tidak memiliki nomor seri. Terdapat sekitar dua variasi warna yaitu coklat dan hitam. Harga berkisar di Rp. 20.000,- perlembar.


Pecahan 10 sen ORI I dengan dua variasi warna


Untuk lebih jelas membedakan warnanya lebih mudah bila dilihat dari sisi belakang


Perbedaan warna pecahan 10 sen ORI I yaitu coklat dan hitam

Pecahan 1/2 rupiah

Pecahan ini dan seterusnya sudah memiliki nomor seri. Terdapat dua variasi warna dasar yaitu orange dan merah muda. Harga kondisi UNC sudah melampaui Rp. 100.000,-

Pecahan 1/2 rupiah ORI I dengan variasi warna dasar orange (atas) dan pink (bawah)

Pecahan 1 rupiah
Semua pecahan ORI I mulai dari satu rupiah sampai dengan 100 rupiah di bagian depan bergambar presiden Sukarno. Pecahan 1 rupiah ini relatif mudah ditemukan dan tidak mempunyai nilai jual yang tinggi. Harga perlembar hanya berkisar beberapa puluh ribu rupiah saja.



Pecahan 1 rupiah ORI I



Beberapa variasi nomor seri yang ditemukan pada pecahan ini diantaranya adalah:
Tanpa angka maupun huruf (kosong)
Tanpa angka hanya 2 huruf besar
6 angka dengan satu huruf besar dan satu huruf kecil
6 angka dengan dua huruf besar



Contoh variasi nomor seri pada pecahan 1 rupiah ORI I



Pecahan 5 rupiah

Mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 5 rupiah ORI II, tetapi berbeda dalam tanda tangan dan peletakan nomor seri. Cukup sulit ditemukan dalam kondisi sempurna, harga perlembar sudah di atas Rp. 150.000,- untuk kondisi UNC. Dan terdapat 2 variasi nomor seri yaitu 2 huruf besar dan 3 huruf.



Pecahan 5 rupiah ORI I dengan 2 variasi nomor seri

Pecahan 10 rupiah
Juga mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 10 rupiah ORI II, perbedaan hanya pada tanda tangan. Pecahan ini memiliki setidaknya 6 variasi nomor seri dan semuanya terletak pada macam hurufnya. Karena terlalu banyak maka saya tampilkan dua contoh variasi yang ada yaitu 2 huruf serif 5-3 mm dan 3 huruf tebal 4-4-2 mm. Harga berkisar di angka Rp. 100.000,- perlembar.

Pecahan 10 rupiah ORI I dengan contoh variasi nomor seri

Pecahan ini sangat banyak dipalsukan dan sulit sekali dibedakan dengan aslinya. Apakah gambar di bawah ini palsu atau tidak? Saya sendiripun ragu-ragu.

Pecahan 10 rupiah ORI I variasi 2 huruf serif 4-4 mm (palsu?)

.
Pecahan 100 rupiah
.

Merupakan pecahan terbesar dari seri ORI I, bergambar presiden Sukarno dan keris di bagian depan serta angka 100 besar di bagain belakang. Pecahan ini mirip sekali dengan pecahan yang sama dari seri ORI II tetapi berbeda dalam tanggal percetakan dan tanda tangan. Pecahan 100 ini sangat sulit dicari yang berkondisi baik sehingga tidak heran harganya sangat tinggi. untuk kondisi VF bernilai sekitar Rp. 150.000,- untuk EF sekitar Rp. 500.000 dan untuk yang UNC sudah di atas Rp. 1.250.000,-


Pecahan 100 ORI I



Kesimpulan :
1. Relatif mudah ditemukan dan tidak berharga terlalu mahal
2. Terdapat banyak sekali variasi yang beberapa diantaranya sangat sulit ditemukan
3. Terdapat versi palsunya terutama untuk pecahan 10 rupiah
4. Pecahan 5, 10 dan 100 mempunyai bentuk yang mirip dengan ORI II sehingga para kolektor pemula dapat mengalami kekeliruan. Perhatikan tanggal dan tanda tangannya.




Kritik dan saran hubungi : arifindr@gmail.com

1947 (seri ORI II)

ORI II hanya mempunyai 4 pecahan, yaitu 5, 10, 25 dan 100 rupiah. Tiga diantaranya yaitu pecahan 5, 10 dan 100 rupiah mempunyai bentuk yang sama dengan ORI I. Hanya pecahan 25 rupiah saja yang berbeda. Semua pecahan bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947 dan ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara.

Uang-uang seri ini tidak mempunyai pengaman yang baik, hanya kualitas kertas dan rahasia pada kode kontrol nomor seri saja yang membedakan apakah uang ini asli atau palsu. Rahasia kode kontrol ini akan saya jelaskan dilain kesempatan.

Pecahan 5 rupiah


Pecahan 5 rupiah 1947 (ORI II)

Pecahan ini relatif mudah ditemukan, dan berharga jual sangat murah sekitar Rp. 5000 untuk kondisi VF sampai sekitar Rp. 75.000 untuk kondisi UNC.

Pecahan ini mempunyai beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah :

1. 6 angka 2 huruf 4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm
3. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm

Contoh variasi nomor seri pada pecahan 5 rupiah 1947


Pecahan 10 rupiah
Bentuk dan warnanya sangat mirip dengan ORI I sehingga sering keliru. Harga perlembar sekitar Rp. 25.000 s/d Rp. 250.000,-

Pecahan 10 rupiah 1947 (ORI II)
Terdapat dua variasi nomor seri, yaitu:
1. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm

Contoh variasi nomor seri pada pecahan 10 rupiah 1947



Pecahan 25 rupiah
Pecahan ini cukup sukar dicari terutama dalam kondisi bagusnya. Harga jual juga lumayan tinggi berkisar di Rp. 100.000 s/d Rp. 200.000,- perlembar.

Pecahan 25 rupiah 1947 (ORI II)
Terdapat beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah:
1. 2 huruf tebal 5-2 mm
2. 2 huruf tebal 5-5 mm
3. 2 huruf serif 4-4 mm
Dan juga terdapat versi palsunya. Sayang sekali untuk saat ini saya belum memiliki gambar versi palsunya yang dapat kita pergunakan sebagai perbandingan.

Pecahan 100 rupiah
Bandingkan pecahan ini dengan pecahan yang sama dari seri ORI I, mirip sekali bukan? Harga pecahan 100 rupiah yang berkondisi baik lumayan cukup tinggi, di katalog KUKI 2005 bernilai Rp. 400.000 s/d Rp. 1 juta. Walaupun dalam kenyataannya tidaklah setinggi itu.

Pecahan 100 rupiah 1947 (ORI II)

Pecahan 100 ini mempunyai variasi nomor seri sbb:
1. 2 huruf tebal 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
2. 2 huruf tebal 4-4 mm
3. 2 huruf serif 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
4. 2 huruf serif 4-4 mm


Contoh variasi nomor seri 1 dan 3 pada pecahan 100 rupiah 1947

Kesimpulan dari seri ORI II :
1. Hanya terdiri dari 4 pecahan
2. Mirip sekali dengan seri ORI I
3. Relatif mudah ditemukan dan bernilai jual tidak terlalu tinggi
4. Memiliki banyak sekali variasi nomor seri, mungkin ada yang belum tercatat
5. Terdapat versi palsunya terutama untuk pecahan 10 dan 25 rupiah

Kritik dan saran hubungi: arifindr@gmail.com

1947 (seri ORI III)


Seri ORI III terdiri dari 7 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1/2 rupiah sampai dengan yang terbesar yaitu 250 rupiah. Bertanggal Djokjakarta 26 Djuli 1947 dan ditandatangani oleh Mr. A.A. Maramis. Pada seri ini jugalah terdapat salah satu pecahan terlangka dari semua seri ORI yaitu pecahan 100 rupiah Maramis. Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah pada seri ORI IV.

Pecahan 1/2 rupiah

Berwarna merah-orange di bagain depan dan coklat di bagian belakang. Terdapat versi palsunya yang umumnya berwarna hitam walaupun ada juga yang berwarna orange. Cukup sukar dibedakan apalagi oleh orang awam. Harga berkisar di angka 50-100 ribuan perlembar.



Pecahan 1/2 rupiah 1947 ORI III



Contoh pecahan 1/2 rupiah 1947 ORI III palsu

Pecahan 2,5 rupiah
Berwarna ungu tua, bernilai jual sekitar 50-100 ribu rupiah perlembar. Juga terdapat versi palsunya yang berwarna merah dan coklat muda. Membedakannya selain dari warna juga perhatikan bentuk nomor serinya.


Pecahan 2,5 rupiah 1947 ORI III



Contoh pecahan 2,5 rupiah ORI III versi palsu



Pecahan 25 rupiah
Pecahan ini mirip sekali dengan pecahan 25 rupiah seri ORI II, tetapi nomor serinya tercetak SDX 1 dan warnanya hijau. Banyak sekali ditemukan versi palsunya. Harga perlembar sekitar 50 ribu rupiah. Sukar dibedakan dengan aslinya apalagi bila tidak ada pembanding.



Pecahan 25 rupiah 1947 ORI III


Contoh variasi palsu dari pecahan 25 rupiah 1947 ORI III


Pecahan 50 rupiah
Cukup sulit ditemukan, dan bernilai jual cukup tinggi yaitu berkisar di angka 100-200 ribuan perlembar. Sampai saat ini saya belum pernah melihat versi palsunya.


Pecahan 50 rupiah 1947 ORI III


Pecahan 100 rupiah
Sangat banyak ditemukan versi palsunya dan mungkin lebih banyak daripada aslinya. Harga cukup murah berkisar di angka 50 ribuan perlembar. Sedangkan versi palsunya jauh lebih murah lagi.


Pecahan 100 rupiah 1947 ORI III

Bandingkan dengan versi palsunya, cukup sulit bukan? Apalagi bila tidak ada pembandingnya.


Versi palsu dari pecahan 100 rupiah 1947 ORI III


Pecahan 100 Maramis
Disebut demikian karena bentuknya mirip sekali dengan pecahan 100 rupiah Hatta di seri ORI IV, tetapi berbeda tanda tangan. Selain itu perbedaan juga pada warna nomor seri dan tentu saja harganya. Pecahan ini adalah yang terlangka dan termahal nomor dua setelah pecahan 600 rupiah. Harga berkisar di angka 1 juta sampai 5 juta rupiah tegantung kondisinya.



Pecahan 100 rupiah ORI III Maramis

Pecahan 250 rupiah

Pecahan terbesar di seri ORI III. Berharga sekitar 100-300 ribuan dan cukup sulit ditemukan, apalagi dalam kondisi sempurna yang saat ini sudah bernilai sekitar 450 ribuan.



Pecahan 250 rupiah 1947 ORI III


Kesimpulan dari seri ORI III
1. Terdapat banyak sekali versi palsunya
2. Pecahan 100 rupiah Maramis merupakan salah satu seri ORI termahal setelah pecahan 600 rupiah di seri ORI IV

Kritik dan saran hubungi: arifindr@gmail.com