Minggu, 16 November 2014

43. Rupiah Lama dan Rupiah Baru

Pada tanggal 13 Desember 1965, Pemerintah mengeluarkan peraturan yang sangat mengejutkan, yaitu pemotongan nilai uang atau yang biasanya disebut sebagai senering/sanering.

Sampai saat ini berarti kita telah mengalami 3 kali tindakan senering yaitu :
1. Tanggal 19 Maret 1950 atau yang dikenal sebagai Gunting Sjafruddin (Info Uang Kuno 36)
2. Tanggal 25 Agustus 1959, yaitu pemotongan pecahan Rp.1000 dan Rp.500 sebesar 90% menjadi Rp.100 dan Rp.50 (Info Uang Kuno 14). Peristiwa ini sering disebut sebagai Tindakan Moneter I. Disebut kesatu (I) karena terjadi setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk sedangkan Gunting Sjafruddin terjadi pada masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS).
3. Tanggal 13 Desember 1965, disebut sebagai Tindakan Moneter II. Peristiwa ini berefek jauh lebih besar karena menurunkan nilai uang sebesar 99,9%. Semua uang kertas yang beredar sebelum peraturan berlaku disebut sebagai Rupiah Lama diganti dengan Rupiah Baru dengan nilai perbandingan 1000 Rupiah Lama = 1 Rupiah Baru.

Pasti banyak diantara kita atau orang tua kita yang mengalami peristiwa tersebut dan masih terekam dengan baik betapa hebat pukulan yang diakibatkannya. Kepercayaan mereka terhadap Rupiah menjadi sangat rendah sehingga mereka lebih senang menyimpan emas daripada Rupiah. Tindakan tersebut ada benarnya juga karena harga emas saat ini memegang rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Info Uang Kuno kali ini tidak membahas efek yang ditimbulkan oleh senering yang tentunya telah banyak dibahas oleh para pakar tetapi membahas jenis-jenis uang apa saja yang terlibat didalam tindakan tersebut.

Peristiwa Moneter II
Rupiah Lama dan Rupiah Baru

Dalam rangka mempersiapkan terwujudnya kesatuan moneter bagi seluruh wilayah Republik Indonesia, pemerintah memandang perlu untuk mengatur alat pembayaran yang sah dan berlaku bagi seluruh wilayah Republik Indonesia termasuk daerah Propinsi Irian Barat.

Sehubungan dengan hal tersebut, dikeluarkanlah Penetapan Presiden (PP) No. 27 tahun 1965 tanggal 13 Desember 1965 yang menetapkan pengeluaran uang Rupiah Baru sebagai alat pembayaran yang sah bagi seluruh wilayah Republik Indonesia dan penarikan uang Rupiah Lama dari peredaran.

Pertanyaannya, uang-uang apa saja yang termasuk kelompok Rupiah Lama?
Yaitu uang-uang yang masih digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sebelum PP tersebut dikeluarkan. Mari kita lihat jenis-jenisnya :


1. Seri binatang 1957 pecahan Rp.2500
Pecahan ini diedarkan terlambat bila dibandingkan pecahan-pecahan yang lebih kecil, yaitu pada tanggal 1 September 1962.



2. Seri Pekerja 1958
Pecahan Rp.5 dan Rp.100 mulai diedarkan tanggal 8 September 1959, sedangkan pecahan-pecahan lainnya bervariasi mulai dari awal 1961 sampai dengan pertengahan 1965.



3. Seri Bunga 1959
Seri ini mulai diedarkan pada bulan Januari-Mei 1960



4. Seri Pekerja 1963-1964
Mulai diedarkan 15 Oktober 1964 untuk pecahan Rp.10, 18 Agustus 1964 untuk pecahan Rp.10.000 (merah) dan awal 1965 untuk pecahan-pecahan lainnya.



5. Seri Sukarno Irian Barat
Mulai diedarkan tanggal 1 Mei 1963 sebagai pengganti uang gulden Netherlands Nieuw Guinea emisi 8 December 1954.


Kelima kelompok uang di atas adalah yang termasuk Rupiah Lama. Dan setelah Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1965 dikeluarkan maka diterbitkanlah uang Rupiah Baru yang jenisnya terdiri dari :


1. Seri Sukarno 1960
Walaupun bertahun 1960, seri ini diedarkan sejak PP tersebut berlaku yaitu tanggal 13 Desember 1965, kecuali untuk pecahan Rp.500 dan Rp.1000 yang baru diedarkan tanggal 20 Februari 1967.



2. Seri Sukarelawan atau sering juga disebut seri Dwikora tahun 1964
Semua pecahan seri ini diedarkan sejak PP tersebut berlaku yaitu tanggal 13 Desember 1965.



3. Seri Sukarno 1964
Terdiri dari dua pecahan yaitu Rp.1 dan Rp.2,5




Dengan demikian jelas bahwa seri Sukarno 1960, seri Sukarno 1964 dan seri Sukarelawan 1964 merupakan kelompok uang Rupiah Baru yang digunakan untuk mengganti seri2 sebelumnya yang termasuk dalam kelompok Rupiah Lama. Bagaimana caranya dan berapa perbandingan kurs antara Rupiah Lama dengan Rupiah Baru? Untuk jelasnya mari kita lihat isi sebagian dari Penetapan Presiden tersebut :


PENETAPAN PRESIDEN No 27 tahun 1965 tentang :
PENGELUARAN UANG RUPIAH BARU, PENARIKAN UANG RUPIAH LAMA DARI PEREDARAN.

Menetapkan :
Penetapan Presiden tentang Pengeluaran Uang Rupiah Baru sebagai alat pembayaran yang sah bagi seluruh wilayah Republik Indonesia dan penarikan Uang Rupiah Lama dari peredaran.

Pasal 1.
Pada saat mulai berlakunya Penetapan Presiden ini berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Republik Indonesia termasuk Daerah Propinsi Irian Barat.

Pasal 2.
(1) Nilai perbandingan antara jenis-jenis uang Rupiah Baru dan jenis-jenis uang Rupiah yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di Propinsi Irian Barat sebelum Penetapan Presiden ini berlaku adalah Rp.1,- adalah sama dengan I.B Rp.1,-




(2) Nilai perbandingan antara jenis-jenis uang Rupiah Baru dan jenis-jenis uang Rupiah yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di daerah-daerah di luar daerah Propinsi Irian Barat sebelum Penetapan Presiden ini berlaku adalah Rp.1,- adalah sama dengan Rp.1000,-



Pasal 3.
(1) Sesudah 1 (satu) bulan berlakunya PP ini maka semua jenis uang kertas BI dari pecahan Rp.10.000 dan Rp.5.000 yang beredar sebelum PP ini berlaku, dinyatakan tidak lagi merupakan alat pembayaran yang sah.


Pecahan Rp.10.000 dan Rp.5.000 (1958, 1964) dinyatakan tidak berlaku mulai tanggal 13 Januari 1966.


(2) Sesudah 3 (tiga) bulan berlakunya PP tersebut maka semua jenis uang kertas BI dari pecahan Rp.2500, Rp.1000 dan Rp.500 yang beredar sebelum PP ini berlaku, tidak lagi merupakan alat pembayarn yang sah.

Pecahan Rp.2500 (1957), Rp.1000 dan Rp.500 (1958, 1959) dinyatakan tidak berlaku mulai tanggal 13 Maret 1966.


(3). Sesudah 6 (enam) bulan berlakunya PP ini, maka semua jenis uang kertas BI, uang kertas Pemerintah dan uang logam dari pecahan-pecahan Rp.100 ke bawah yang beredar sebelum PP ini berlaku, tidak lagi merupakan alat pembayaran yang sah.
Pecahan Rp.100 kebawah (1958, 59, 63 dan 64), uang kertas Pemerintah 1 dan 2,5 rupiah (1960, 1961) berikut semua uang logam pecahan 1, 5, 10, 25 dan 50 sen (sampai dengan 1961) dinyatakan tidak berlaku pada tanggal 13 Juni 1966 atau tepatnya 6 bulan setelah Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1965 dikeluarkan.


(4). Penarikan uang rupiah Irian Barat dari peredaran yang berlaku dan beredar sebagai alat pembayaran yang sah sebelum PP ini berlaku, akan diatur lebih lanjut oleh Pemerintah.

Uang logam dan kertas rupiah Irian Barat baru ditarik dari peredaran pada 31 Mei 1971.


Pasal 4.
(1). Semua uang kertas BI, uang kertas Pemerintah dan uang logam termaksud pada pasal 3 Penetapan Presiden ini diberikan penggantian nilai dengan uang rupiah baru yang dikeluarkan oleh Bank Negara Indonesia berdasarkan Penetapan Presiden ini, pada kantor-kantor Bank Negara Indonesia dan kantor-kantor lain yang ditetapkan oleh Menteri Urusan Bank Sentral/Gubernur Bank Negara Indonesia.

(2). Atas penggantian nilai tersebut pada ayat (1) di atas dibebani "Iuran Revolusi" yang besarnya ditetapkan oleh Pemerintah.

Penukaran di atas Rp.500.000 uang Rupiah Lama dibukukan dalam Rekening Khusus atas nama penyetornya. Selain itu penukaran pecahan 10.000 dan 5.000 Rupiah Lama dbebankan Iuran Revolusi yang besarnya diatur oleh Pemerintah.

Pasal 5.
Segala ketentuan perundang-undangan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Penetapan Presiden ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6.
Hal-hal yang mengenai pelaksanaan Penetapan Presiden ini dilakukan oleh Presidium Kabinet Dwikora Republik Indonesia.

Pasal 7.
Penetapan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 13 Desember 1965 jam 20.00. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Penetapan Presiden ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Desember 1965 oleh Presiden Republik Indonesia, Sukarno.





Jakarta 12 Juni 2010
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber:
1. Sejarah Bank Indonesia Periode II: 1959-1966
2. Website Mahkamah Agung
3. Website Bank Indonesia
4. Jurnal Rupiah



44.Uang Polymer dan Hybrid

Sebagai alat pembayaran, uang kertas telah dikenal sejak lama sekali. Diperkirakan uang kertas pertama dibuat sekitar abad ke 10 semasa pemerintahan Dinasti Song di China.

Karena uang kertas merupakan benda yang bernilai ekonomis, maka sering kali dipalsukan. Karena itu fitur keamanan uang kertas selalu berkembang dan mengalami perbaikan dari masa ke masa. Uang kertas perdana memakai stempel sebagai fitur keamanan yang utama, disusul dengan penggunaan kertas berbahan khusus yang tidak mudah dibuat oleh pihak lain.
Sedikit demi sedikit fitur keamanan ditambah, mulai dari tanda air (watermark), kode pada nomor serinya, benang pengaman, tinta berpendar, cetak intaglio, dan sederet fitu-fitur lainnya. Tetapi dengan kemajuan teknologi, kemampuan para pemalsu juga meningkat sehingga fitur keamanan harus terus diperbaiki dan ditambah secara terus menerus.



Uang Polymer

Sebagai salah satu alternatif untuk meminimalkan pemalsuan, RBA (Reserve Bank of Australia) pada tahun 1988 mulai mempergunakan bahan polymer sebagai bahan dasar pengganti kertas. Selain sulit dipalsukan, bahan polymer memiliki banyak keuntungan yang tidak mungkin didapatkan pada bahan kertas. Antara lain adalah daya tahannya yang tinggi, uang polymer tahan terhadap kekerasan mekanik seperti sobekan, tahan karat, tahan air sehingga tidak berubah walaupun terkena banjir atau tercuci. Tidak heran walaupun biaya cetaknya 2 kali lipat lebih mahal dibandingkan uang kertas, tetapi usia uang polymer 4-5 kali lipat lebih lama.

Semua fitur keamanan yang terdapat pada uang kertas bisa diterapkan pada uang polymer, termasuk cetak intaglio, micro printing, watermark ataupun penggunaan benang pengaman. Selain itu uang polymer memiliki keistimewaan khusus yang tidak mungkin ditemukan pada uang kertas yaitu lubang atau jendela transparan serta hologram. Dengan banyaknya keistimewaan tersebut maka tidak heran saat ini sudah puluhan negara menggunakan uang polymer sebagai pengganti uang kertasnya.

Uang polymer pertama di dunia, dikeluarkan pada 27 Januari 1988 oleh Australia


Dengan banyaknya negara yang mempergunakan uang polymer maka timbul kolektor-kolektor baru yang khusus mengumpulkan uang polymer, bahkan saat ini katalog uang polymer pun sudah diperbaharui dan dicetak ulang sampai beberapa edisi. Katalog ini mutlak dimiliki oleh para pecinta uang polymer dan bisa dibeli di Ebay dengan harga sekitar S$20.

Katalog uang polymer edisi bahasa Inggris dan Mandarin



Berbagai contoh uang polymer

Mengumpulkan uang polymer memiliki keasyikan tersendiri, selain relatif masih mudah ditemukan, harganya juga tidak terlalu mahal. Hanya dengan beberapa puluh ribu rupiah saja kita sudah bisa memiliki uang polymer berbagai negara. Saat ini harga uang polymer bernominal tertinggi adalah Brunei 10.000 Ringgit yang dijual dikisaran US$11.000. Hanya beberapa gelintir kolektor yang memiliki uang ini dan kita sungguh beruntung bisa melihatnya.

Brunei 10000 Ringgit 2006, uang polymer pecahan terbesar sekaligus termahal
Terima kasih kepada teman kolektor yang menyumbangkan gambarnya


Uang polymer termahal berikutnya adalah Haiti yang berbahan dasar serat polyethylene dan dipatenkan oleh Du Pont dengan merek dagang Tyvek. Sayangnya tinta yang dipergunakan tidak kompatibel dengan bahan dasarnya sehingga uang ini cepat memudar dan tidak beredar lama. Saat ini Haiti tyvek merupakan primadona dan kunci dari seluruh uang polymer, setara dengan seri wayangnya uang Netherlands Indies. Selembar uang Haiti tyvek pecahan yang paling umum ditemukan (2 gourdes) berharga sekitar Rp.3 juta rupiah. Padahal pada masanya (1980an) uang ini hanya bernilai tidak lebih dari belasan ribu rupiah saja.


Haiti tyvek 2 gourdes


Para kolektor polymer tidak pernah kehabisan bahan koleksi karena setiap waktu ada saja pecahan-pecahan baru yang diterbitkan. Saat ini para kolektor sedang menunggu keluarnya edisi terbaru uang-uang polymer dari berbagai negara seperti Canada, Vanuatu, Swiss dan sebagainya. Disinilah letak perbedaannya, para kolektor polymer berburu uang yang baru diterbitkan (masih berlaku), sedangkan para kolektor uang kuno biasa berburu uang yang telah lama diterbitkan alias tidak berlaku lagi.


Variasi uang polymer
Jangan berpikir uang polymer hanya memiliki sedikit variasi. Sama seperti uang kertas, uang polymer juga memiliki berbagai variasi seperti :
1. Perbedaan tanda tangan
2. Perbedaan tahun penerbitan
3. Prefiks awal atau akhir
4. Nomor cantik
5. Berbagai jenis specimen atau proof
6. Misprint, miscut dan lain sebagainya

Mari kita lihat salah satu contoh Thailand 50 Bath 1997 (Pick 102) yang dikutip dari buku katalog World Polymer Banknotes 2nd edition karangan Peter Eu, Ben Chiew dan Stane Straus.

S berarti SPECIMEN, terdapat 4 variasi dan 3 diantaranya N/C (Not Confirmed)
R berarti Regular issu, terdapat 4 variasi tanda tangan (R1-R4)
Variasi R1 terdiri dari 2 first prefiks (0A dan 0B)
Z berarti replacement, terdiri dari 3 variasi dan dimulai dengan prefiks S
Angka paling kanan menyatakan harga dalam US$

Dengan variasi yang cukup banyak, para kolektor polymer terutama yang menyukai tantangan, tidak akan pernah kehabisan bahan. Karena itu apa lagi yang ditunggu? Mulailah sekarang juga mengumpulkan uang polymer agar tidak ketinggalan. Ingat pecinta uang polymer bukan cuma dari negara kita saja, tetapi berasal dari seluruh dunia. Artinya kita bersaing dengan para kolektor mancanegara untuk mendapatkan uang-uang polymer terbaru, sehingga harga akan cepat membumbung tinggi.



Uang Hybrid

Pada awal tahun 2000 an, sebuah pabrik kertas terkenal di Jerman, (Louisenthal) meluncurkan suatu bahan uang generasi terbaru berupa campuran antara kertas dengan plastik.
Sebelum dicetak, bahan dasar kertas diberi lapisan tipis film yang terbuat dari bahan plastik pada kedua sisinya, sehingga semua keunggulan kertas dan plastik dapat dipergunakan pada bahan tersebut. Penemuan ini dipatenkan dengan merek dagang Hybrid.

Hybrid : Sebelum dicetak, kertas diberi lapisan tipis film
Selain itu, Louisenthal juga menemukan suatu teknologi terbaru berupa jendela (window) pada uang hybrid. Jendela tersebut bersifat tembus pandang (transparan) yang akan memberikan penampilan berbeda pada latar belakang gelap ataupun terang. Contohnya pada uang hybrid Bulgaria, bila dihadapkan pada latar belakang terang misalnya akan keluar angka 20, sedangkan bila dihadapkan pada latar belakang gelap akan tampak garis2 hijau. Penemuan yang dinamakan Varifeye ini langsung menarik perhatian dan digunakan pada uang2 hybrid generasi terbaru.


1. BULGARIA 20 Lev 2005
Uang hybrid pertama di dunia dikeluarkan oleh Bulgaria, yaitu pecahan 20 Lev yang diluncurkan tahun 2005. Walaupun merupakan uang hybrid pertama, saat ini uang tersebut masih mudah ditemukan dan bernilai hanya beberapa ratus ribu rupiah saja.

Bulgaria 20 Lev 15 September 2005


Bila diperhatikan disisi kiri atas uang tersebut terdapat jendela transparan (window) Varifeye yang memberikan penampilan berbeda pada latar belakang terang atau gelap. Mari kita lihat contohnya.

Varifeye pada latar belakang terang (kiri) terlihat angka 20 tetapi bila latar belakangnya gelap akan timbul garis-garis berwarna hijau (kanan).
Saat ini sudah belasan negara menggunakan uang hybrid, bahkan menurut kabar terakhir mata uang Uni Eropa (Euro) akan diganti semuanya dengan jenis hybrid. Apakah kabar tersebut benar? Akan kita lihat bersama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa uang hybrid merupakan uang dengan sisi keamanan terbaik bila dibandingkan dengan uang-uang jenis lainnya, dan dapat dipastikan bahwa uang hybrid akan lebih banyak lagi dipakai oleh berbagai negara. Karena itu, sebelum terlambat, ada baiknya kita mulai mengenal dan mengumpulkan uang2 tersebut.


Negara- negara lain yang telah menggunakan uang hybrid :


2. FIJI 100 Dollars 2007
Dengan gambar Queen Elizabeth II (QEII), maka uang ini akan menjadi rebutan antara beberapa jenis kolektor yaitu : Kolektor uang QEII, kolektor uang Commonwealth, kolektor uang polymer dan kolektor uang hybrid, tentu saja tidak ketinggalan kolektor lokal negara Fiji sendiri. Sehingga dapat dipastikan harga akan terus meningkat. Saat ini saja uang yang didominasi warna kuning tersebut sudah berharga sekitar $130 (UNC), bandingkan dengan kurs aslinya yang cuma sekitar $60.

FIJI 100 Dollars hybrid (2007), perhatikan jendela transparan disisi kanan gambar Queen


3. KAZAKHSTAN 10000 Tenge 2006
Perhatikan gambar uang yang ditampilkan secara vertikal, menampilkan monumen Astana-Baiterek di bagian tengah sebagai simbol kedamaian. Lambang Kazakhstan tampak di sebelah kiri monumen dan bendera negara berwarna biru di sebelah kanan atasnya. Telapak tangan yang membuka di bagian kiri bawah melambangkan trasparansi pemerintahan. Secara keseluruhan uang ini menggambarkan sistem pemerintahan Kazakhstan dengan gaya ultra modern. Sungguh uang yang sangat indah.
Selain pecahan 10000 Tenge 2006 ini, Kazakhstan baru saja mengeluarkan uang hybrid lainnya yaitu pecahan 1000 Tenge 2010 dan 10000 Tenge 2011. Gambar kedua uang ini akan menyusul.



4. LATVIA 100 Latu 2007 dan 500 Latu 2008
Latvia merupakan negara pecahan Uni Soviet dan saat ini telah bergabung dengan Uni Eropa. Mata uang Latvia yaitu Latu sedang dalam proses penukaran menjadi Euro per tahun 2014 dengan nilai tukar 1 Euro = 0,702804 Lat. Latvia memiliki 2 pecahan uang hybrid yaitu 100 Latu dan 500 Latu yang harganya saat ini sudah mencapai belasan juta rupiah. Latvia 500 Latu adalah uang hybrid termahal saat ini.


Latvia 100 Latu 2007, perhatikan jendela transparan yang memberikan gambar berbeda pada latar belakang gelap (kiri) dan terang (kanan)

Latvia 500 Latu 2008 merupakan uang hybrid termahal, perhatikan jendela transparan yang pada latar belakang putih bergambar bintang.
Terima kasih kepada teman yang telah menyumbangkan gambar uang ini


5. QATAR 100 dan 500 Riyals 2007
Merupakan negara ke 5 yang mengeluarkan uang hybrid setelah Bulgaria, Kazakhstan, Fiji dan Latvia. Memiliki 2 pecahan yaitu 100 dan 500 Riyals dan dicetak oleh TDLR. Variasi yang terdapat adalah satu digit dan dua digit nomor seri, sehingga diluar specimen dan proof terdapat 4 variasi yang harus dikumpulkan.




Bila diletakkan dengan latar belakang terang maka seakan-akan jendela transparan tidak tampak (gambar kiri), tetapi bila diletakkan pada latar belakang gelap maka dengan jelas akan kelihatan (gambar kanan). Suatu ilusi optik yang sangat menarik bukan?





6. SAMOA 50 dan 100 TALA 2008
Samoa, sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik, kurang lebih berjarak setengah perjalanan dari Selandia Baru ke Hawaii. Terdiri dari 2 pulau utama dan 7 buah pulau kecil, dan yang menarik perhatikan ejaan yang tertera pada uang tersebut : 50 Tala ditulis sebagai LIMA SEFULU TALA dan 100 Tala ditulis sebagai SELAU TALA. Mirip-mirip dengan bahasa Melayu.
Kepulauan Samoa telah mengeluarkan satu jenis uang berbahan polymer yaitu 2 Tala (LUA TALA) pada tahun 1991 dan 2 jenis uang hybrid pada tahun 2008. Versi beredar uang polymer 2 Tala memiliki 4 variasi yang dibedakan berdasarkan warna dan prefiks.




7. TONGA 100 Pa'anga 2008
Negara kepulauan Tonga juga terletak di Pasifik selatan, tidak jauh dari Samoa. Bergambar kepala negara King George Tupou V dengan pakaian kebesarannya. Uang berwarna dominan merah ini dicetak oleh TDLR dan harga saat ini sekitar $135 atau dua kali harga nominal.


Perhatikan jendela transparan yang memberikan gambar berbeda bila diletakkan pada latar belakang gelap (kiri) dan terang (kanan).


8. BERMUDA 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 Dollars 2009
Bermuda mengeluarkan sekaligus 6 pecahan uang hybrid yang sangat indah. Bergambar aneka binatang berwarna warni dengan format vertikal. Mungkinkah uang negara kita bisa sebagus uang ini?

Bermuda mengeluarkan 6 pecahan hybrid sekaligus pada 1 Januari 2009

9. PAPUA NEW GUINEA 100 Kina 2008
PNG telah mengeluarkan 11 macam uang polymer dan 1 jenis uang hybrid, merupakan salah satu negara yang memiliki uang polymer terbanyak selain Rumania (13 jenis) dan Brunei (12 jenis). Menampilkan gambar gedung Parlemen di bagian tengah dengan lambang negara PNG berupa burung Cendrawasih di bagian kiri atas. Uang ini terdiri dari 3 variasi yaitu bernomor seri jalan, Specimen bernomor seri BPNG0000000 dan uncut satu sheet utuh. Harga versi beredarnya sekitar US$80.





10. MONGOLIA 20.000 Tugrik 2009
Dengan gambar muka Genghis Khan, uang hybrid ini memiliki jendela transparan yang sangat menarik. Bila diletakkan di latar belakang terang, jendela memperlihatkan angka nominal yaitu 20000, tetapi bila diletakkan di latar belakang gelap maka angka 20000 akan berubah menjadi simbol mata uang Mongolia yaitu MT (Mongolian Tugrik).



11. Gibraltar 100 Pounds 2010
Uang ini merupakan uang hybrid terbaru. Diluncurkan beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 11 Mei 2011.
Dengan gambar muka Queen Elizabeth II, dan dominasi warna ungu, uang ini memuat berbagai fitur keamanan terkini.


Tulisan GOVERMENT OF GIBRALTAR dan ONE HUNDRED POUNDS akan terasa kasar bila diraba. Tanda air berupa gambar Queen Elizabth II akan terlihat di sisi kanan bila uang diterawang. Selain itu yang paling menonjol adalah pita metal selebar 18 mm yang bila dihadapkan pada lampu akan terlihat gambar kastil, fitur ini dikenal sebagai Optiks, sebuah terobosan dari Thomas De La Rue. Selain itu bila sisi depan uang dihadapkan pada lampu UV maka pita akan berpendar kekuningan. Dan sebagai ciri khas hybrid, tentu saja uang ini memiliki jendela transparan yang akan tampak bila diletakkan pada latar belakang gelap.

Pita Optiks akan berpendar bila dihadapkan pada lampu UV.
Beberapa negara lain juga telah mengeluarkan uang hybrid, contohnya Jamaica, Tajikistan, Mauritania, Swatziland dan Oman. Semuanya merupakan uang-uang terbaru dengan gambar2 yang sangat menarik. Karena belum terlalu banyak dan bernilai tidak terlalu tinggi maka saat ini adalah saat yang tepat untuk segera mengoleksi uang hybrid.





Jakarta 29 Juli 2011
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. World Polymer Banknotes Catalog 2nd edition
2. Website www.poymernotes.org
3. Website www.louisenthal.com
4. Wikipedia
5. Koleksi teman-teman para kolektor polymer/hybrid

45. ORI III 100 Rupiah 1947



Pembahasan kita kali ini adalah seputar ORI III pecahan 100 RUPIAH 1947.
Uang yang berwarna kecoklatan ini ditandatangani oleh Mr. A.A. Maramis. Bergambar Presiden Soekarno di bagian kiri dan keris serta angka 100 dengan sepasang tanduk di bagian kanan. Uang ini hanya memiliki satu jenis nomor seri yaitu SDA l, karena itu uang ini seringkali disebut sebagai ORI 100 SDA. Bagian belakangnya bertulisan SERATUS RUPIAH di bagian tengah dengan text Undang-undang dikedua sisinya.

Menurut katalog Pick dan KUKI, uang ini hanya terdiri dari 1 variasi saja (di luar versi palsunya), apakah memang benar demikian? Mari kita lihat bersama.


Pada lelang Asosiasi Numismatik Indonesia (ANI) pertama yang diadakan pada tanggal 23 Agustus 2005 di Gedung Filateli Jakarta Pusat, terdapat satu lot yang menampilkan uang ini, perhatikan gambar berikut :


Disebutkan pada lot tersebut bahwa uang ini memiliki 2 variasi yang berbeda, yaitu naga lidah 2 dan 3. Tentu banyak teman-teman kolektor peserta lelang yang penasaran dengan istilah tersebut, maka jangan heran penawaran menjadi seru dan dengan perjuangan yang cukup berat akhirnya saya berhasil membawa pulang kedua uang tersebut dengan harga penutupan lebih dari 2 kali lipat harga pembukaan (belum termasuk fee). Sangat mahal untuk ukuran tahun 2005 mengingat uang ini sebenarnya sangat mudah ditemukan, sebagai perbandingan harga wayang 50 gulden VF masih sekitar Rp.600-700 ribu.
Rupanya rasa penasaran bisa mengalahkan akal sehat.

Para kolektor lama memang telah menyadari adanya variasi ini, tetapi karena tidak disebut dalam KUKI maka saya yakin banyak diantara teman-teman sekalian yang tidak mengetahuinya. Karena sampai sekarang uang tersebut tetap saya simpan maka pada kesempatan kali ini akan saya perlihatkan kepada teman-teman semua apa yang dimaksud variasi naga lidah 2 dan lidah 3 sehingga teman-teman tidak perlu memaksakan diri membeli dengan harga tinggi.

Bila diperhatikan dengan teliti maka di sudut kanan bawah uang ini terdapat gambar yang menurut para kolektor adalah gambar kepala naga. Apakah benar naga? Menurut mitologi, gambaran naga adalah bertanduk atau memakai mahkota sedangkan pada uang tersebut kepalanya plontos alias tidak bertanduk dan tidak bermahkota. Kalau begitu rasanya lebih mirip ular, tetapi kita tahu kalau ular tidak memiliki daun telinga sedangkan gambar pada uang ada daun telinganya. Jadi sebenarnya mahluk tersebut naga atau ular?

Naga atau ular?


Setelah mencari dengan cukup lama, akhirnya saya menemukan gambar yang mirip. Gambar tersebut berupa ukiran naga kuno yang berasal dari tanah Jawa. Memang gak mirip-mirip amat, naga pada uang tidak ada mahkotanya, sedang pada ukiran tidak ada daun telinganya, tetapi coba perhatikan moncongnya yang sangat mirip. Lagipula rasanya lebih elegan kalau gambar pada uang disebut naga yang jauh lebih berwibawa dibandingkan ular yang diasosiasikan dengan kejahatan dan kelicikan....
Jadi supaya seragam bagaimana kalau kita sebut saja gambar di uang tersebut sebagai naga. Setuju?

Gambar naga pada ukiran kayu kuno, perhatikan moncongnya
Sekarang, setelah kita sepakat bahwa gambar tersebut adalah naga. Mari kita perhatikan uang tersebut lebih teliti lagi. Perhatikan moncongnya, atau lebih tepat pada bibirnya (sebagian kolektor menyebutnya lidah). Gambar uang sebelah kiri hanya tampak 2 bibir (atau lidah) yaitu atas dan bawah, sedangkan pada gambar sebelah kanan tampak lidah yang sebenarnya yang terletak ditengah-tengah diantara kedua 'lidah'. Kebanyakan kolektor menyebutnya sebagai 'lidah' ketiga.
Perhatikan gambar di bawah :

Naga 'lidah' 2 (kiri) dan 'lidah' 3 (kanan)
Dengan demikian jelas bahwa pecahan ini memiliki 2 variasi yang perbedaanya ada di lidah ketiga. Tetapi apakah hanya itu saja? Apakah ada perbedaan-perbedaan lainnya? Kalau dilihat pada kedua gambar di atas, tampak beberapa perbedaan lain seperti warna, ketajaman gambar serta bentuk seperti sisik yang berbentuk kecil pada gambar kiri dan lebih besar pada yang kanan.


ASLI atau PALSU?
Pada KUKI, uang yang bernomor urut 206 ini disebutkan memiliki varian palsunya, bahkan ditambahkan keterangan banyak terdapat palsu lama. Bagaimana cara kita membedakan asli palsunya uang ini? Uang ini tidak memiliki tanda air, tidak memiliki benang pengaman, bahkan tidak memiliki nomor seri yang bisa dijadikan rumus perhitungan. Pengaman yang disebutkan di KUKI adalah serat halus..... Bagaimana rupanya serat halus tersebut? Apakah versi palsunya tidak memiliki serat halus? Rasanya sampai saat ini para kolektor tidak pernah memeriksa keaslian uang ini dengan cara melihat serat2nya.

KUKI menyebutkan adanya varian palsu, tetapi tidak menjelaskan bagaimana cara membedakannya


Karena tidak disebutkan cara membedakannya, maka para kolektor menjadi bertanya-tanya sendiri. Sebagian menduga dengan melihat warnanya yang pucat, sebagian lagi dengan gambarnya yang agak kabur atau kertasnya yang lebih licin. Tetapi tetap saja pertanyaan tersebut belum terjawab dengan memuaskan. Satu-satunya cara yang tepat adalah membandingkannya dengan uang yang jelas-jelas telah diketahui asli palsunya, karena itu dengan terpaksa saya mencari dan membeli selembar uang yang berkondisi sangat jelek tetapi dapat dipastikan dengan tepat kepalsuannya. Uang tersebut telah diberi lubang (ada 4 lubang), diberi stempel PALSOE secara melintang di kedua sisi depan maupun belakang dan yang terpenting adanya stempel berbentuk oval yang berbunyi KEMENTRIAN KEOEANGAN DJOKJAKARTA. Jadi uang jelek berlubang dan berstempel ini tidak diragukan lagi adalah benar-benar palsu lama......
Sekarang ketiga uang tersebut kita bandingkan.


Ketiga variasi uang, lidah 3 (atas), palsu lama (tengah) dan lidah 2 (bawah)

Lihatlah perbandingan gambar dan warnanya. Ketiganya berbeda!
Yang satu coklat tua, yang satunya coklat muda dan yang lainnya coklat kemerahan. Sekarang perhatikan ketajaman gambarnya, terutama pada gambar Sukarno. Yang lidah 3 (atas) sangat tajam, sedangkan yang tengah (palsu) dan yang bawah (lidah 2) agak buram. Dan yang terakhir sebagai langkah penentu mari kita bandingkan jumlah lidahnya...


Jumlah lidah pada yang palsu (tengah) adalah 2


Pada beberapa literatur termasuk pada Jurnal Rupiah asuhan pak Adi Pratomo terdapat gambar dari beberapa jenis uang yang dapat dipastikan kepalsuannya. Dan semua uang-uang palsu tersebut memiliki satu kesamaan yaitu lidah naganya bercabang 2.
Jadi bagaimana kesimpulan kita, apakah naga yang lidahnya bercabang 2 berarti palsu? Kalau memang demikian mengapa dilelang di ANI? Dapat dipastikan bahwa penyelenggara lelang pasti sudah memiliki pengetahuan yang sangat memadai. Apalagi bila diperhatikan dengan lebih teliti gambar pada KUKI, lidahnya juga 2.
Demikian sebaliknya, apakah naga berlidah 3 semuanya pasti asli? Memang sampai saat ini saya belum mendapatkan bukti naga berlidah 3 yang distempel PALSOE. Tetapi belum mendapatkan bukan berarti barang tersebut pasti asli......
Sebuah sumber terpercaya malah mengatakan bahwa yang  berlidah 3 justru yang palsu. Karena pernah mendapatkan keterangan langsung dari sipembuatnya. Kalau benar demikian berarti semua naga lidah 3 berarti palsu sedangkan yang berlidah 2 walaupun asli tetapi ada palsunya juga.

Kesimpulan sementara : PUSING.......



Jakarta 7 Agustus 2011
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI
2. Katalog Pick
3. Jurnal Rupiah
4. Katalog lelang ANI
5. Koleksi teman-teman kolektor