Minggu, 16 November 2014

23. Uang kertas Republik Indonesia

Setelah kita membahas di info uang kuno 22 yang lalu, tentang uang muntbiljet yang bukan dikeluarkan oleh pihak Javasche Bank, ternyata uang kertas negara kitapun semasa Orde Lama juga mengikuti aturan tersebut.


Republik Indonesia Serikat

Pemerintah RIS mengeluarkan uang kertasnya yang pertama dan terakhir terdiri dari pecahan yang bernilai 5 dan 10 rupiah dengan tanggal emisi 1 Djanuari 1950. Uang RIS yang dikeluarkan untuk mengganti uang ORI dan ORIDA ini dicetak di Thomas De La Rue (London) yang pada waktu tersebut memiliki mutu setaraf dengan mata uang di negara maju.


Seri RIS 1950

Uang kertas RIS ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Menteri Keuangan RIS. Tetapi uang kertas ini tidak berumur panjang, karena pada tanggal 17 Agustus 1950 riwayat RIS berakhir dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).



Republik Indonesia

Sebagai pengganti seri RIS, pemerintah NKRI pada tahun 1951 mengedarkan emisi pertama uang kertasnya yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah (seri Pemandangan Alam I) yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara (Kabinet Natsir). Seri yang dicetak oleh Security Banknote Company (Amerika Serikat) ini pada bagian belakang pecahan 2,5 rupiahnya terdapat gambar lambang negara kita Garuda Pancasila yang baru untuk pertama kalinya dicantumkan di uang kertas.


Seri Pemandangan Alam I (1951)




Kedua seri di atas memang tidak dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), karena pada saat tersebut Bank Indonesia belum terbentuk. Tetapi setelah Bank Indonesia berdiri tahun 1953 tenyata masih terdapat beberapa jenis uang kertas yang tidak dikeluarkan oleh BI melainkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.



Uang kertas yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia memiliki beberapa ciri yang mirip dengan muntbiljet nya pemerintah Hindia Belanda:

1. Hanya terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah

2. Bertulisan REPUBLIK INDONESIA (bukan Bank Indonesia)

3. Tidak memiliki tanda air (watermark) kecuali pada emisi 1964

4. Ditandatangani oleh Menteri Keuangan



Mari kita lihat jenis-jenis uang kertas tersebut


Seri Pemandangan Alam 1953



Ditandatangani oleh Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumongan (3 April 1952 - 30 Juli 1953) sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Wilopo. Uang ini memiliki gambar yang sama dengan seri sebelumnya dan juga dicetak oleh Security Banknote Company. Yang menjadi perhatian adalah 2 huruf pada nomor serinya merupakan lanjutan dari seri Pemandangan Alam I.


Seri Suku Bangsa I 1954

.

Seri yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah ini ditandatangani oleh Dr. Ong Eng Die yang menjabat Menteri Keuangan semasa kabinet Ali Sastroaidjojo I dari tanggal 30 Juli 1953 sampai dengan 12 Agustus 1955. Uang yang dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran NV ini tidak memiliki tanda air sebagai pengaman dan sampai saat ini masih bisa ditemukan dalam jumlah sangat banyak.


Seri Sukubangsa II 1956


.
Seri ini memiliki gambar yang serupa dengan seri sebelumnya, tetapi ditandatangani oleh Mr. Jusuf Wibisono yang menjabat sebagai Menteri Keuangan kabinet Ali Sastroamidjojo II dari tanggal 24 Maret 1956 sampai dengan 9 April 1957.


Seri Sandang Pangan I 1960



Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran yang sudah berubah status badan hukumnya dari NV menjadi PT. Tanda tangan oleh Ir. H. Djuanda Kartawidjaja sebagai Menteri Keuangan kabinet Kerja I dan Kerja II (10 Juli 1959 - 1 Juli 1960). Pada masa Kabinet Kerja I inilah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No 2 tahun 1959 pada tanggal 24 Agustus 1959 yang menetapkan penurunan nilai uang kertas pecahan 500 dan 1000 rupiah seri Hewan (1957) menjadi tinggal 10% saja dari nilai semula. Untuk lengkapnya silahkan baca Info Uang Kuno 14.


Seri Sandang Pangan II 1961


Seri ini ditandatangani oleh R.M. Notohamiprodjo sebagai Menteri Keuangan kabinet Kerja II dan III menggantikan Ir. H. Djuanda K. Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran yang statusnya sudah berubah lagi dari PT menjadi PN (Perusahaan Negara) berdasarkan PP no 34/1960 tertanggal 3 Juni 1960.


Seri Soekarno Borneo 1961





Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini rencananya diedarkan untuk wilayah Kalimantan Utara semasa konfrontasi dengan Malaysia. Berikut cuplikan situasi saat itu yang saya kutip dari Kompasiana:

Inilah propaganda Pendiri Republik Indonesia Soekarno terhadap Malaysia. Rupanya arogansi Malaysia tidak hanya terjadi sekarang saja, tetapi sejak jaman Soekarno. Malaysia sudah sering bertindak tidak simpati terhadap Indonesia, hingga Soekarno marah besar…

Mengapa Soekarno marah?
Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan yang menjadi bagian Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris, Sarawak dan Borneo Utara, yang kemudian dinamakan Sabah (Negara bagian Malaysia). Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris rupanya mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.
.Tentu saja, rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia. Karena Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini. Sehingga mengancam kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim yang sama atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
.
Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan menyandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris, dengan menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura.
.
Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB.
.
Tetapi, pada 16 September 1962, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan, Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri. Tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian Manila Accord yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris masih berpengaruh.
.Pergolakan aksi demopun tak pernah berhenti, aksi mengecam Soekarnopun terjadi. Bahkan aksi demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur-pun terus memanas. Para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno. Bahkan di antara demonstran membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri Malaysia saat itu) dan memaksanya untuk menginjak lambang negara Indonesia, Garuda. Peristiwa itupun memancing amarah Soekarno terhadap Malaysia begitu meledak.
.Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, sedang memuncak. Mereka marah terhadap Presiden Soekarno yang melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia, juga karena serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia.
.
Berikut pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu para sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.
.
Soekarno yang murka karena tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia, ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah, berikut ini:
.Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.
Yoo…ayoo… kita… Ganjang…
Ganjang… Malaysia
Ganjang… Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno.
(sumber: wikipedia)



Dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya Indonesia sudah melakukan persiapan untuk menganyang Malaysia. Sampai-sampai sudah mencetak mata uangnya terlebih dahulu. Tetapi karena tujuan Soekarno tidak terwujud maka seri Borneo yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan R.M. Notohamiprodjo ini tidak sempat digunakan. Tidak heran bila sampai saat ini kedua pecahan seri Borneo seringkali ditemukan dalam kondisi mulus alias UNC.
.
.
Seri Soekarno 1964


.

Seri 1964 ini berbeda dibandingkan seri-seri sebelumnya karena memiliki tanda air Garuda Pancasila. Selain itu juga memiliki beberapa variasi nomor seri dan pencetak. Ditandatangani oleh Mr. Sumarno SH sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Kerja IV (13 November 1963 sd 27 Agustus 1964).


Seri Soekarno Irian Barat 1961



.Setelah Irian Barat menjadi bagian dari RI pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintah pusat segera mencetak dan mengedarkan uang kertas seri Irian Barat untuk digunakan sebagai pengganti mata uang gulden Nederlands Nieuw Guinea yang bergambar Ratu Juliana. Yang menarik terdapat perbedaan kurs antara rupiah Irian Barat dengan rupiah RI yaitu 1 rupiah IB sama dengan 10 rupiah RI. Kedua pecahan Irian Barat ini ditandatangani oleh Menteri Keuangan R.M Notohamiprodjo dan bergambar sama dengan seri Borneo
.

Seri Soekarno Riau 1961



.
Bergambar sama seperti seri Borneo dan Irian Barat, seri Riau yang diedarkan 15 Oktober 1963 ini digunakan sebagai pengganti dollar Malaya yang sebelumnya berlaku juga di Riau, Singapura dan British North Borneo. Seri ini hanya berlaku sebentar saja, karena pada 1 Juli 1964 pemerintah memberlakukan rupiah sebagaimana berlaku di wilayah-wilayah RI lainnya. Seri ini juga ditandatangani oleh Mr. R.M. Notohamiprodjo.


Pada masa Orde Baru, semua uang kertas dimulai dari seri Sudirman 1968 sampai dengan saat ini diedarkan hanya oleh Bank Indonesia. Tidak ada lagi uang kertas pecahan kecil yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI. Tanda tanganpun tidak ada lagi oleh Menteri Keuangan melainkan oleh gubernur dan direktur BI. Pada katalog KUKI perbedaan uang Pemerintah RI dengan BI tidak dipisahkan, tetapi pada katalog Pick (Standard Catalog of World Paper Money) dengan jelas dipisahkan, karena itu sistem penomoran KUKI berbeda bila dibandingkan dengan Pick.



Jakarta 15 September 2010
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com


Sumber:
1. KUKI
2. Banknotes and Coins from Indonesia 1945-1990
3. Standard Catalog of World Paper Money
4. Kuliah numismatik oleh pak Sumana
5. Kompasiana, Wikipedia
6. Koleksi pribadi dan teman-teman kolektor

24. Tentang Lelang

Lelang uang kuno 5 telah selsai, para bidder dengan antusias mengikuti jalannya lelang. Sampai saat ini sudah lebih dari 100 orang yang terdaftar dan sekitar separuhnya yang sudah mengajukan penawaran.


Para bidder terdiri dari berbagai kalangan, ada pemula, senior bahkan ada yang super senior yang telah memiliki koleksi bernilai miliaran rupiah. Lalu timbul pertanyaan mengapa para senior yang telah sangat berpengalaman juga mau membeli lewat lelang? Sebagian teman-teman mengatakan di shout box bahwa membeli di lelang tidak menguntungkan karena harus bersaing dengan para bidder lainnya. Bukankah lebih baik membeli di pasar loak atau di kaki lima sehingga mungkin bisa lebih murah.


Bila semua berpendapat demikian maka tentu lelang tidak akan berfungsi. Tetapi kenyataannya keberadaan lelang baik lokal maupun intenasional sangat ditunggu oleh para kolektor. Java Auction sebagai salah satu lelang terbesar di tanah air sangat dinantikan baik oleh para kolektor, para penjual, juga para perantara, para calo maupun para spekulan. Dengan adanya lelang, dunia numismatik menjadi hidup, barang2 berpindah tangan, para penitip merasa senang bisa menitipkan barangnya tanpa perlu bersusah payah menghabiskan tenaga untuk menawarkan barang2 dagangannya. Para pembeli merasa senang karena bisa mendapatkan barang yang diinginkan tanpa perlu bersusah payah mengaduk2 dagangan tukang loak, banyak materi2 langka yang tidak mungkin bisa ditemukan dipasaran apalagi di kaki lima, selain itu harga pada lelang bisa dijadikan acuan baru bagi para penjual sehingga harga uang kuno bisa bergerak dinamis. Bila satu jenis uang terjual dengan harga bagus, maka seketika itu juga pasar akan ikut menyesuaikan. Jadi boleh dikatakan bahwa lelang sedikit banyak ikut berperan dalam kenaikan harga uang kuno.


Keberadaan lelang di dunia numismatik sangat dibutuhkan, dari sejak jaman tahun 80 an lelang sudah sering diadakan, PPKMU (Perhimpunan Penggemar Koleksi Mata Uang) dengan ketuanya bapak Kornel Karwenda sangat sering mengadakan lelang, kemudian disusul oleh ANI (Asosiasi Numismatik Indonesia) Jakarta dengan ketuanya pak Uno di pertengahan tahun 2000 an dan akhirnya dilanjutkan Java Auction sampai saat ini.






Sebagian katalog lelang ANI medio tahun 2000an (Jakarta dan Bandung)




Keberadaan lelang tentu menjadi bahan pembicaraan bagi banyak pihak, ada yang sangat setuju bahkan rela membuang biaya besar agar bisa langsung berpartisipasi seperti para peserta dari luar negeri (Belanda, Amerika, Singapore, dll) yang datang pada setiap Java Auction diselenggarakan. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa lelang hanya membuang2 uang saja karena barang yang dibeli berharga lebih mahal dibandingkan bila kita langsung mencarinya.


Setiap orang tentu memiliki opini sendiri, tetapi apapun pendapatnya, baik pro maupun kontra, lelang numismatik sangat dinanti oleh para kolektor. Website uang-kuno mencoba untuk mengajarkan cara mengikuti lelang dengan baik sehingga pada waktunya nanti, terlepas apakah barang yang dimenangkan berharga lebih tinggi dari pasaran atau tidak, para peserta menjadi tangguh dan siap menghadapi ganasnya lelang yang sesungguhnya.

Pada lelang internasional, karena adanya perbedaan waktu, para bidder yang tidak bisa hadir, rela untuk tidak tidur menanti saat dimulainya lelang, rela membayar fee yang sangat besar (15-21%), rela membayar biaya transfer ke luar negeri yang besar (sekitar US$20-$25), rela membayar biaya pengiriman dan asuransi yang tinggi (bisa puluhan dollar US), dan rela tidak ke kantor atau rela menanti tukang pos yang membawa barang kirimannya selama berjam-jam di depan pintu rumah. Semua itu sudah saya alami sendiri, dan apakah saya kapok untuk membeli lewat lelang? Jawabannya adalah TIDAK. Saya akan terus mengikuti berbagai lelang baik lokal maupun internasional.



Saya lampirkan satu contoh invoice yang saya menangkan melalui lelang di Belanda tahun 2005, bisa dilihat berapa fee dan ongkos kirim yang harus saya bayar, belum lagi biaya transfer dan ongkos lainnya.



Invoice lelang Collectplaza 2005


Bisa dilihat pada invoice bahwa harga wayang 100 gulden waktu itu berkisar di 340 euro (+20%) atau sekitar Rp.5 jutaan. Saya menjadi bahan tertawaan, bahan olok-olok, dikatakan oleh para teman bahwa saya begitu begonya mau membeli barang seperti itu dengan harga sedemikian tingginya, tetapi 5 tahun kemudian, di tahun 2010 ini, bila dibandingkan dengan harga saat ini siapa lagi yang berani tertawa?

Atau bandingkan harga bunga 1000 rupiah (1959) yang saya menangkan di harga 10 euro (sekitar Rp.145.000) dengan harga sekarang? Dari sini dapat disimpulkan bahwa harga di lelang walaupun seandainya kita dapatkan dengan harga lebih tinggi, tetapi setelah berlalunya waktu, harga tersebut justru menjadi terlalu rendah. Karena itu bagi para peminat uang kuno, mulailah anda semua belajar mengikuti lelang. Bukan berarti kita harus selalu membeli melalui lelang tetapi jadikanlah lelang sebagai salah satu cara untuk melengkapi koleksi kita.


Selain untuk menjadi bidder, sebenarnya lelang memiliki banyak sekali manfaat, lelang dapat dijadikan sarana untuk belajar, contonya : bagaimana cara kita untuk bisa menitip di suatu lelang, barang jenis bagaimanakah yang bisa dititip. Dari begitu banyak item yang mendaftar di www.uan-kuno.com hanya sekitar 20% yang saya setujui untuk ditampilkan di lelang, tidak heran banyak calon penitip yang sakit hati karena barang titipannya ditolak. Kriteria untuk diterima di lelang sangatlah tinggi karena mutu dan kualitas lelang harus dijaga.
Kemudian lelang juga bisa dijadikan pelajaran bagaimana caranya bila kita ingin membeli suatu barang dari luar negeri, bagaimana cara kita mendaftar, bagaimana cara atau tehnik supaya kita bisa menang di suatu lot dengan harga tidak terlalu tinggi, bagaimana cara membayar dengan sistem transfer antar bank untuk tujuan luar negeri, berapa cost atau fee bank yang harus dibayar dan sejibun pengalaman-pengalaman lainnya.


Atau seandainyapun kita tidak ikut menawar, kita bisa menjadi pemerhati yang baik, kita bisa melihat barang2 manakah yang kira2 menguntungkan jika disimpan, barang2 manakah yang harganya tidak mengalami peningkatan, barang2 mana yang sangat diminati, barang2 langka apa saja yang pernah dijual sehingga kita menjadi tahu dan tidak buta bila berbicara dengan kolektor lainnya.

Kita bisa cerita bahwa di tahun 2005 di salah satu lelang di Belanda terjual 2 lembar wayang 100 gulden seharga masing2 sekitar Rp.5 juta, sekarang ternyata sudah Rp.10 juta. Tetapi di tahun yang sama terjual juga munbiljet 2,5 gulden 1940 proof dengan harga kurang lebih sama dengan harga wayang 100 gulden tetapi ternyata saat ini harganya masih tetap segitu-gitu saja. Di tahun 2004 pernah dijual satu set Coen specimen dengan harga sekian ratus juta, di tahun 2010 di web uang-kuno pernah ditawarkan macan UNC yang telah dicoba untuk di bid 7 juta ternyata kalah dan akhirnya terjual seharga 9 juta, dan seribu cerita mengasikkan lainnya.


Jangan takut untuk membeli di lelang, serugi-ruginya anda bisa menjual kembali barang yang anda menangkan senilai harga barang minus fee yang dibayarkan. Karena setidaknya ada beberapa peminat lain yang juga mau membeli barang tersebut.
Contoh :
Harga pembukaan Rp.1.000.000
Bidder 1 : Rp. 1.500.000
Bidder 2 : Rp.1.600.000
Bidder 3 : Rp.1.700.000
Anda : Rp.1.800.000 (menang)
Berarti modal anda adalah Rp.1.800.000 + fee (10%) = Rp.1.980.000

Bila anda merasa bosan dengan barang tsb, dan ingin menjualnya kembali, setidaknya ada yang berani membeli di harga Rp.1.700.000 karena pada lelang tersebut ada orang lain yang berani menawar dengan harga segitu. Anda cuma rugi Rp.280.000. Itupun kalau anda menjualnya dalam waktu singkat setelah lelang selesai. Bila ingin menjualnya di kesempatan lain bisa jadi harga sudah naik lagi. Atau bisa saja barang tersebut anda titip di lelang yang akan datang.
Dengan demikian kita semua mengalami proses belajar, dan dalam hal ini adalah proses belajar lelang uang kuno. Dilain waktu kita akan belajar juga proses belajar yang berbeda, misalnya proses belajar menjadi penjual, bagaimana cara kita bisa menjual barang2 milik kita dengan harga terbaik, atau belajar menjadi perantara, belajar menjadi spekulan dan lain sebagainya yang tujuan akhirnya adalah : Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi seorang kolektor yang baik, yang profesional dan yang tangguh

Dengan adanya fakta-fakta di atas, apakah anda masih takut membeli kemahalan melalui lelang?
.
Berikut sebagian daftar lelang numismatik internasional yang saat ini tetap diadakan secara rutin:


Belanda : Collectplaza, Corneakkermans
Amerika : LKCA, Ponterio, Bowers and Merena,
Inggris : Spink
Singapore : Mavin, Monetarium
Hongkong : Hosane
Australia : Noble
Denmark : THA
Indonesia : Java Auction & mudah-mudahan www.pembeli-kuno.blogspot.com


Beberapa buku katalog lelang internasional


Selamat mengikuti lelang.
Salam numismatik

Arifin

25. Security Printing






Untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya, maka suatu perusahaan akan membuat semacam brosur. Demikian juga dengan perusahaan pencetak uang yang ada di Indonesia yaitu Perum Peruri. Karena salah satu produk yang dihasilkan oleh Perum Peruri adalah uang kertas, maka brosur yang dibuatpun menyerupai uang kertas. Brosur seperti ini berisi semua fitur keamanan yang terdapat dalam uang kertas seperti benang pengaman, tanda air, tinta berpendar, dan segala macam tehnologi keamanan terkini. Brosur seperti ini seringkali disebut sebagai Security Printing.

Security Printing (SP) tidak diperjualbelikan, melainkan dibagikan secara gratis kepada para client sewaktu ada even2 tertentu. Misalnya sewaktu ada pameran atau simposium tehnologi percetakan uang kertas di German, maka semua perusahaan percetakan uang kelas dunia yang hadir membuat SP nya masing2 dan dibagikan kepada masing2 peserta.

Perum Peruripun tidak mau ketinggalan. Mereka tentu mau memperkenalkan kemampuannya, dan untuk itu dibuatlah berbagai macam SP yang berisi semua fitur keamanan terkini. Beberapa SP yang dibuat oleh Perum Peruri adalah:


Berbagai macam SP Perum Peruri




1. Security Printing 2001

Pada ulang tahunnya yang ke 30, Perum Peruri menerbitkan buku berjudul Tri Dasa Warsa Perum Peruri. Pada buku tersebut dilampirkan brosur berupa SP bergambar Affandi.


Buku Tri Dasa Warsa Perum Peruri







Di halaman tengahnya terlampir SP Affandi



Security Printing 2001 "Affandi"



Selain dalam bentuk buku, SP Affandi juga dibagikan dalam bentuk satuan ataupun folder yang berisi keterangan lengkap tentang fitur keamanan yang dapat dibuat oleh Perum Peruri.




SP Affandi dengan folder


Banyak sekali fitur keamanan yang terdapat pada SP ini, salah satunya adalah tinta berpendar. Mari kita lihat seperti apakah bila SP Affandi dihadapkan di bawah sinar ultra violet :




SP Affandi di bawah sinar UV, terlihat warna warni yang sangat indah



2. Security Printing 2004

Dengan berkembangnya jaman, maka ilmu percetakan juga ikut berkembang. Karena itu Perum Peruri perlu membuat brosur yang berisi fitur keamanan yang lebih hebat lagi. Dibuatlah SP yang lebih canggih lagi yaitu SP bergambar macan yang dikeluarkan pada tahun 2004.




Security Printing 2004 'Macan'



Seperti halnya SP Affandi, maka SP macan juga dibuat dalam bentuk folder. Tentu saja fitur keamanan yang terdapat pada SP macan lebih hebat dibandingkan SP Affandi. Terdapat 24 fitur keamanan (Affandi 22 fitur) dan salah satunya berupa benang pengaman yang dianyam.





SP macan dengan folder


Bila dilihat di bawah sinar UV maka akan tampak warna warni yang sangat indah.



SP macan 2004 di bawah lampu UV



3. Security Printing 2008

Kali ini Peruri mengeluarkan SP yang berisi kemampuannya dalam mencetak intaglio, suatu tehnologi yang umum digunakan dalam mencetak uang kertas dan dokumen yang memerlukan tingkat keamanan kelas tinggi. Bekerjasama dengan SICPA produser security ink dan JURA JSP produser security software, Perum Peruri mengeluarkan souvenir note bergambar Jendral Sudirman. SP ini berukuran besar, satu sisi dan berisi tehnologi cetak intaglio yang termodern, dengan gambar yang sangat halus, tajam dan tentu saja dengan tinta berpendar yang sangat indah.



Security Printing 2008 'Sudirman'





SP Sudirman dengan folder



SP Sudirman di bawah sinar UV


Selain ketiga SP tersebut sebenarnya Perum Peruri juga pernah mengeluarkan SP lainnya, salah satu contohnya bergambar gedung dan wayang seperti pada gambar berikut ini. Sayang sekali informasi penerbitan SP ini belum berhasil saya temukan.


Security Printing Perum Peruri tahun .......?


SP tidak diperjualbelikan. SP dicetak dalam jumlah terbatas dan dibagikan secara gratis. Tentu saja bukan kepada umum melainkan kepada client2nya sewaktu diadakan seminar atau pameran. Bila teman-teman ada yang ingin mendapatkannya silahkan hadir pada pameran2 dimana Perum Peruri menjadi salah satu pesertanya. Bila tidak berhasil maka dapat diusahakan untuk memintanya secara langsung, atau bila terpaksa maka dapat dibeli dari toko-toko penjual perangko atau uang kuno. Seringkali SP dijual dengan sistem lelang, seperti yang saat ini sedang berlangsung di New York, Amerika. Beberapa lembar SP bergambar Washington dan Lincoln Memorial Center cetakan Giore di lelang dengan harga estimasi US$250-$500. Di Ebay pun sering terdapat berbagai macam SP yang dilelang, termasuk juga SP terbitan Peruri.


Selain SP Peruri, hampir semua percetakan uang pernah membuat SP. Bahkan ada kolektor-kolektor tertentu hanya mengumpulkan SP dari seluruh dunia. Mari kita lihat beberapa contoh SP dari berbagai percetakan :



Serbia, dalam memperingati 80 tahun institut Zin-Belgrad



German, Giesecke & Devrient



De La Rue Giori, bergambar Beethoven






ABNC yang dibagikan pada Australian Expo 1988



Thomas De La Rue




Kazackstan




De La Rue Giori, bergambar Leonardo Da Vinci



Jon Enschede, Belanda




Giori


Selain bentuk-bentuk di atas, ternyata juga ada bentuk uncutnya






Jakarta 9 Oktober 2010

Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com