Minggu, 16 November 2014

24. Tentang Lelang

Lelang uang kuno 5 telah selsai, para bidder dengan antusias mengikuti jalannya lelang. Sampai saat ini sudah lebih dari 100 orang yang terdaftar dan sekitar separuhnya yang sudah mengajukan penawaran.


Para bidder terdiri dari berbagai kalangan, ada pemula, senior bahkan ada yang super senior yang telah memiliki koleksi bernilai miliaran rupiah. Lalu timbul pertanyaan mengapa para senior yang telah sangat berpengalaman juga mau membeli lewat lelang? Sebagian teman-teman mengatakan di shout box bahwa membeli di lelang tidak menguntungkan karena harus bersaing dengan para bidder lainnya. Bukankah lebih baik membeli di pasar loak atau di kaki lima sehingga mungkin bisa lebih murah.


Bila semua berpendapat demikian maka tentu lelang tidak akan berfungsi. Tetapi kenyataannya keberadaan lelang baik lokal maupun intenasional sangat ditunggu oleh para kolektor. Java Auction sebagai salah satu lelang terbesar di tanah air sangat dinantikan baik oleh para kolektor, para penjual, juga para perantara, para calo maupun para spekulan. Dengan adanya lelang, dunia numismatik menjadi hidup, barang2 berpindah tangan, para penitip merasa senang bisa menitipkan barangnya tanpa perlu bersusah payah menghabiskan tenaga untuk menawarkan barang2 dagangannya. Para pembeli merasa senang karena bisa mendapatkan barang yang diinginkan tanpa perlu bersusah payah mengaduk2 dagangan tukang loak, banyak materi2 langka yang tidak mungkin bisa ditemukan dipasaran apalagi di kaki lima, selain itu harga pada lelang bisa dijadikan acuan baru bagi para penjual sehingga harga uang kuno bisa bergerak dinamis. Bila satu jenis uang terjual dengan harga bagus, maka seketika itu juga pasar akan ikut menyesuaikan. Jadi boleh dikatakan bahwa lelang sedikit banyak ikut berperan dalam kenaikan harga uang kuno.


Keberadaan lelang di dunia numismatik sangat dibutuhkan, dari sejak jaman tahun 80 an lelang sudah sering diadakan, PPKMU (Perhimpunan Penggemar Koleksi Mata Uang) dengan ketuanya bapak Kornel Karwenda sangat sering mengadakan lelang, kemudian disusul oleh ANI (Asosiasi Numismatik Indonesia) Jakarta dengan ketuanya pak Uno di pertengahan tahun 2000 an dan akhirnya dilanjutkan Java Auction sampai saat ini.






Sebagian katalog lelang ANI medio tahun 2000an (Jakarta dan Bandung)




Keberadaan lelang tentu menjadi bahan pembicaraan bagi banyak pihak, ada yang sangat setuju bahkan rela membuang biaya besar agar bisa langsung berpartisipasi seperti para peserta dari luar negeri (Belanda, Amerika, Singapore, dll) yang datang pada setiap Java Auction diselenggarakan. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa lelang hanya membuang2 uang saja karena barang yang dibeli berharga lebih mahal dibandingkan bila kita langsung mencarinya.


Setiap orang tentu memiliki opini sendiri, tetapi apapun pendapatnya, baik pro maupun kontra, lelang numismatik sangat dinanti oleh para kolektor. Website uang-kuno mencoba untuk mengajarkan cara mengikuti lelang dengan baik sehingga pada waktunya nanti, terlepas apakah barang yang dimenangkan berharga lebih tinggi dari pasaran atau tidak, para peserta menjadi tangguh dan siap menghadapi ganasnya lelang yang sesungguhnya.

Pada lelang internasional, karena adanya perbedaan waktu, para bidder yang tidak bisa hadir, rela untuk tidak tidur menanti saat dimulainya lelang, rela membayar fee yang sangat besar (15-21%), rela membayar biaya transfer ke luar negeri yang besar (sekitar US$20-$25), rela membayar biaya pengiriman dan asuransi yang tinggi (bisa puluhan dollar US), dan rela tidak ke kantor atau rela menanti tukang pos yang membawa barang kirimannya selama berjam-jam di depan pintu rumah. Semua itu sudah saya alami sendiri, dan apakah saya kapok untuk membeli lewat lelang? Jawabannya adalah TIDAK. Saya akan terus mengikuti berbagai lelang baik lokal maupun internasional.



Saya lampirkan satu contoh invoice yang saya menangkan melalui lelang di Belanda tahun 2005, bisa dilihat berapa fee dan ongkos kirim yang harus saya bayar, belum lagi biaya transfer dan ongkos lainnya.



Invoice lelang Collectplaza 2005


Bisa dilihat pada invoice bahwa harga wayang 100 gulden waktu itu berkisar di 340 euro (+20%) atau sekitar Rp.5 jutaan. Saya menjadi bahan tertawaan, bahan olok-olok, dikatakan oleh para teman bahwa saya begitu begonya mau membeli barang seperti itu dengan harga sedemikian tingginya, tetapi 5 tahun kemudian, di tahun 2010 ini, bila dibandingkan dengan harga saat ini siapa lagi yang berani tertawa?

Atau bandingkan harga bunga 1000 rupiah (1959) yang saya menangkan di harga 10 euro (sekitar Rp.145.000) dengan harga sekarang? Dari sini dapat disimpulkan bahwa harga di lelang walaupun seandainya kita dapatkan dengan harga lebih tinggi, tetapi setelah berlalunya waktu, harga tersebut justru menjadi terlalu rendah. Karena itu bagi para peminat uang kuno, mulailah anda semua belajar mengikuti lelang. Bukan berarti kita harus selalu membeli melalui lelang tetapi jadikanlah lelang sebagai salah satu cara untuk melengkapi koleksi kita.


Selain untuk menjadi bidder, sebenarnya lelang memiliki banyak sekali manfaat, lelang dapat dijadikan sarana untuk belajar, contonya : bagaimana cara kita untuk bisa menitip di suatu lelang, barang jenis bagaimanakah yang bisa dititip. Dari begitu banyak item yang mendaftar di www.uan-kuno.com hanya sekitar 20% yang saya setujui untuk ditampilkan di lelang, tidak heran banyak calon penitip yang sakit hati karena barang titipannya ditolak. Kriteria untuk diterima di lelang sangatlah tinggi karena mutu dan kualitas lelang harus dijaga.
Kemudian lelang juga bisa dijadikan pelajaran bagaimana caranya bila kita ingin membeli suatu barang dari luar negeri, bagaimana cara kita mendaftar, bagaimana cara atau tehnik supaya kita bisa menang di suatu lot dengan harga tidak terlalu tinggi, bagaimana cara membayar dengan sistem transfer antar bank untuk tujuan luar negeri, berapa cost atau fee bank yang harus dibayar dan sejibun pengalaman-pengalaman lainnya.


Atau seandainyapun kita tidak ikut menawar, kita bisa menjadi pemerhati yang baik, kita bisa melihat barang2 manakah yang kira2 menguntungkan jika disimpan, barang2 manakah yang harganya tidak mengalami peningkatan, barang2 mana yang sangat diminati, barang2 langka apa saja yang pernah dijual sehingga kita menjadi tahu dan tidak buta bila berbicara dengan kolektor lainnya.

Kita bisa cerita bahwa di tahun 2005 di salah satu lelang di Belanda terjual 2 lembar wayang 100 gulden seharga masing2 sekitar Rp.5 juta, sekarang ternyata sudah Rp.10 juta. Tetapi di tahun yang sama terjual juga munbiljet 2,5 gulden 1940 proof dengan harga kurang lebih sama dengan harga wayang 100 gulden tetapi ternyata saat ini harganya masih tetap segitu-gitu saja. Di tahun 2004 pernah dijual satu set Coen specimen dengan harga sekian ratus juta, di tahun 2010 di web uang-kuno pernah ditawarkan macan UNC yang telah dicoba untuk di bid 7 juta ternyata kalah dan akhirnya terjual seharga 9 juta, dan seribu cerita mengasikkan lainnya.


Jangan takut untuk membeli di lelang, serugi-ruginya anda bisa menjual kembali barang yang anda menangkan senilai harga barang minus fee yang dibayarkan. Karena setidaknya ada beberapa peminat lain yang juga mau membeli barang tersebut.
Contoh :
Harga pembukaan Rp.1.000.000
Bidder 1 : Rp. 1.500.000
Bidder 2 : Rp.1.600.000
Bidder 3 : Rp.1.700.000
Anda : Rp.1.800.000 (menang)
Berarti modal anda adalah Rp.1.800.000 + fee (10%) = Rp.1.980.000

Bila anda merasa bosan dengan barang tsb, dan ingin menjualnya kembali, setidaknya ada yang berani membeli di harga Rp.1.700.000 karena pada lelang tersebut ada orang lain yang berani menawar dengan harga segitu. Anda cuma rugi Rp.280.000. Itupun kalau anda menjualnya dalam waktu singkat setelah lelang selesai. Bila ingin menjualnya di kesempatan lain bisa jadi harga sudah naik lagi. Atau bisa saja barang tersebut anda titip di lelang yang akan datang.
Dengan demikian kita semua mengalami proses belajar, dan dalam hal ini adalah proses belajar lelang uang kuno. Dilain waktu kita akan belajar juga proses belajar yang berbeda, misalnya proses belajar menjadi penjual, bagaimana cara kita bisa menjual barang2 milik kita dengan harga terbaik, atau belajar menjadi perantara, belajar menjadi spekulan dan lain sebagainya yang tujuan akhirnya adalah : Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi seorang kolektor yang baik, yang profesional dan yang tangguh

Dengan adanya fakta-fakta di atas, apakah anda masih takut membeli kemahalan melalui lelang?
.
Berikut sebagian daftar lelang numismatik internasional yang saat ini tetap diadakan secara rutin:


Belanda : Collectplaza, Corneakkermans
Amerika : LKCA, Ponterio, Bowers and Merena,
Inggris : Spink
Singapore : Mavin, Monetarium
Hongkong : Hosane
Australia : Noble
Denmark : THA
Indonesia : Java Auction & mudah-mudahan www.pembeli-kuno.blogspot.com


Beberapa buku katalog lelang internasional


Selamat mengikuti lelang.
Salam numismatik

Arifin

0 komentar:

Posting Komentar