Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500 dan 1000 rupiah
Merupakan seri yang sangat diminati oleh para kolektor mancanegara, mungkin karena kharisma bapak Proklamator kita atau mungkin juga karena memiliki corak penari yang menarik. Pecahan 5, 10 dan 100 rupiah hanya dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran sehingga tidak memiliki variasi nomor seri, hanya variasi watermark. Tetapi untuk pecahan2 lainnya selain dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran juga dicetak oleh Thomas De La Rue, sehingga memiliki variasi nomor seri dan watermark yang sangat banyak. Yang terbanyak variasinya adalah pecahan 500 rupiah (6 variasi) sedangkan pecahan 25, 50 dan 1000 rupiah masing-masing terdiri dari 4 variasi.
Semua pecahan seri Sukarno mempunyai gambar depan yang serupa sedangkan di bagian belakang bergambar penari. Pecahan 5, 25 dan 50 rupiah bergambar seorang penari wanita, sedangkan pecahan lainnya bergambar 2 orang penari.
Selain seri Sukarno yang bertahun 1960, juga terdapat seri Sukarno lainnya yaitu seri sukarno Borneo bertahun 1961, seri Sukarno II bertahun 1964, seri Sukarno Irian Barat 1960-1961 dan seri Sukarno Kepulauan Riau 1960-1961. Semuanya akan dibahas satu persatu.
Pecahan 5 rupiah
Sukarno 25 rupiah 1960, perhatikan perbedaan letak benang pengaman
Mempunyai dua variasi tanda air yaitu gambar Sukarno (bagian atas) dan gambar banteng. Keduanya relatif mudah ditemukan dan berharga tidak terlalu mahal, sekitar Rp.30 ribu untuk kondisi UNC. Variasi tanda air Sukarno mempunyai benang pengaman di sisi kanan dekat dengan watermarknya sedangkan variasi banteng mempunyai benang pengaman di sisi kiri berseberangan dengan tanda airnya. Harga kedua variasi kurang lebih sama. Tidak ada kesulitan untuk memperoleh pecahan ini dalam bentuk yang UNC.
Pecahan 10 rupiah
Pecahan 10 rupiah 1960
Berwarna coklat muda dengan 2 penari wanita di bagian belakangnya. Sebenarnya hanya mempunyai satu macam tanda air yaitu bergambar wajah Sukarno. Tetapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata terdapat dua macam wajah, yaitu yang 'lebih kurus' dan yang 'lebih gemuk' . Perhatikan gambar.
Tanda air Sukarno 'kurus' dan 'gemuk'
Pecahan 10 rupiah relatif mudah ditemukan bahkan dalam bentuk UNC nya sekalipun. Harga pecahan ini di pasaran berkisar Rp.60.000 perlembar UNC.
Pecahan 10 rupiah
Pecahan 10 rupiah 1960
Berwarna coklat muda dengan 2 penari wanita di bagian belakangnya. Sebenarnya hanya mempunyai satu macam tanda air yaitu bergambar wajah Sukarno. Tetapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata terdapat dua macam wajah, yaitu yang 'lebih kurus' dan yang 'lebih gemuk' . Perhatikan gambar.
Tanda air Sukarno 'kurus' dan 'gemuk'
Pecahan 10 rupiah relatif mudah ditemukan bahkan dalam bentuk UNC nya sekalipun. Harga pecahan ini di pasaran berkisar Rp.60.000 perlembar UNC.
Pecahan 25 rupiah
.
Pecahan berwarna hijau muda ini dicetak oleh dua percetakan yaitu Thomas de La Rue (TDL)yang mempunyai tanda air wajah Sukarno dan Pertjetakan Kebajoran (PK) yang begambar kepala banteng. Untuk tanda air Sukarno (TDL) terdapat 3 variasi nomor seri, yaitu satu huruf, dua huruf dan 3 huruf. Semuanya diikuti oleh 5 angka. Sedangkan yang dicetak oleh PK hanya memiliki satu variasi nomor seri yaitu 3 huruf 6 angka. Tentu saja variasi satu huruf berharga jual lebih tinggi sekitar 3 kali lipat dibandingkan variasi lainnya karena lebih sukar ditemukan. Harga UNC variasi biasa selain satu huruf sekitar Rp. 200.000.
Tiga variasi teratas adalah terbitan TDL dan yang paling bawah dicetak oleh PK. Perhatikan tipe huruf dan angkanya yang berbeda.
Pecahan 50 rupiah
Berwarna biru tua, dicetak oleh Thomas De La Rue dan Pertjetakan Kebajoran.
Pecahan 50 rupiah 1960
Pecahan yang dicetak oleh TDL mempunyai tanda air Sukarno dengan tiga variasi nomor seri, yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf. Semuanya diikuti oleh 5 angka. Variasi satu huruf jauh lebih sulit ditemukan dibandingkan variasi lainnya, sehingga berharga jual sekitar 3 kali lipat variasi 2 atau 3 huruf. Harga UNC variasi 2 atau 3 huruf adalah sama yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai Rp.250.000/lembar
Sedangkan pecahan yang dicetak oleh PK mempunyai tanda air kepala banteng, hanya mempunyai satu variasi nomor seri yaitu 3 huruf 6 angka. Harga jualnya juga sama yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai dengan Rp.250.000/lembar UNC.
Tiga lembar teratas dicetak oleh TDL dan yang terbawah oleh PK.
Pecahan 100 rupiah
Berwarna merah kecoklatan, dan dicetak hanya oleh Pertjetakan Kebajoran. Tidak mempunyai variasi tanda air ataupun nomor seri. Harga UNC sekitar Rp.300.000,- perlembar.
Pecahan 100 rupiah 1960
Sebenarnya pada pecahan 100 rupiah ini juga terdapat 2 variasi tanda air yaitu Sukarno yang 'kurus' dan yang 'gemuk' , mirip dengan pecahan 10 rupiah. Tetapi banyak kolektor yang tidak mempermasalahkan hal ini dan menganggap perbedaan tanda air sebagai hal yang biasa-biasa saja.
Pecahan 500 rupiah
Merupakan pecahan yang paling banyak memiliki variasi. tiga variasi pertama dicetak oleh TDL, terdiri dari variasi satu huruf, dua huruf dan tiga huruf, diikuti 4 angka. Semuanya mempunyai tanda air Sukarno. Tiga variasi berikutnya dicetak oleh PK dan masing2 memiliki tanda air yang berbeda yaitu Sukarno, Banteng dan Garuda. Ketiga variasi ini terdiri dari 3 huruf dan enam angka. Jadi total pecahan 500 rupiah ini mempunyai 6 variasi:
1. TDL 1 huruf, mempunyai tingkat kesulitan terbesar. Tentu memiliki nilai jual tertinggi
2. TDL 2 huruf
3. TDL 3 huruf
Pecahan 500 rupiah 1960 TDL variasi 1, 2 dan 3 huruf
4. PK dengan tanda air Sukarno
5. PK dengan tanda air Banteng, keempat variasi terakhir ini (variasi nomor 2, 3, 4 dan 5) mempunyai kisaran harga UNC Rp. 1,5 s/d 2 juta perlembar
Pecahan 500 rupiah 1960 PK
6. PK dengan tanda air Garuda, variasi ini memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, harga sedikit di bawah TDL 1 huruf yaitu berkisar 2-3 kali variasi2 biasa.
Karena memiliki 6 variasi dimana 2 variasi diantaranya memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, maka tidak heran banyak kolektor yang tidak memiliki semua variasi secara lengkap. kedua variasi yang tersulit adalah variasi TDL 1 huruf dan PK Garuda.
Pecahan 1000 rupiah
Merupakan pecahan yang paling banyak dipalsukan, yang asli berwarna hijau terang dicetak oleh Thomas De La Rue dengan tanda air Sukarno dan Pertjetakan Kebajoran dengan tanda air kepala Banteng.
Uang yang dicetak oleh TDL mempunyai 3 variasi nomor seri yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf, diikuti oleh 4 angka. Variasi 1 huruf sangat-sangat sulit ditemukan, dan merupakan variasi tersulit dari pecahan ini. Sedangkan variasi 2 dan 3 huruf relatif mudah ditemukan. Harga variasi 2 dan 3 huruf sekitar Rp. 200.000 untuk kondisi fine dan Rp.2.000.000,- perlembar untuk kondisi UNC.
Sukarno 1000 rupiah 1960 (TDL) variasi 1, 2 dan 3 huruf
Sedangkan yang didetak oleh PK hanya terdiri dari satu variasi saja yaitu 3 huruf yang diikuti oleh 6 angka. Harga kondisi UNC sedikit dibawah TDL yaitu sekitar Rp. 1.750.000 perlembar untuk kondisi UNC.
Sukarno 1000 rupiah 1960 (PK), bandingkan tipe huruf nomor serinya
Pecahan 2500 dan 5000 rupiah
Sebenarnya masih terdapat pecahan-pecahan yang lebih besar dari 1000 rupiah, tetapi pecahan2 ini tidak jadi diedarkan dan hanya terdapat dalam bentuk SPECIMEN.
Pecahan 2500 rupiah 1960 SPECIMEN
Pecahan 5000 rupiah 1960 SPECIMEN, variasi 1
Pecahan 5000 rupiah 1960 SPECIMEN, variasi 2
Bentuk-bentuk lain
Selain uang yang beredar terdapat juga bentuk yang tidak lazim ditemukan, yaitu bentuk PROOF dan bentuk SPECIMEN bernomor seri 0000. Gambar di bawah ini mewakili bentuk2 tersebut.
Sukarno 500 rupiah 1960 PROOF, warna berbeda dibandingkan bentuk yang beredarnya
Sukarno 25 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 00000
Sukarno 100 rupiah proof, perhatikan perbedaan warna pada bagian muka
Sukarno 1000 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 0000
Uang Sukarno yang dipalsukan
Mungkin karena kharisma bapak Sukarno yang sangat dikagumi, dipasaran banyak sekali beredar uang2 Sukarno yang dipalsukan. Ciri2 uang tersebut adalah:
1. Terbuat dari kertas yang halus dan mudah melengkung bila diletakkan di telapak tangan.
2. Mempunyai gambar yang buram dan tidak jelas
3. Mempunyai nilai nominal yang beragam 1000, 2500, 5000 dan 10000 rupiah
4. Mempunyai gambar dan warna yang berbeda2 (bisa hijau, merah, biru, ungu, dll)
5. Biasanya bertahun 1964 walaupun ada juga yang bertahun 1957, 58, 60 dll
6. Di bagian bawah seringkali tercetak FRANCE
7. Terdapat tanda air Sukarno atau banteng yang jelas terlihat walau tidak diterawang
8. Mempunyai nomor seri yang antik, misalnya BKR 170845
9. Dan banyak lagi lain-lainnya.
Sebagian contoh dari uang Sukarno palsu. Masih banyak lagi bentuk2 lainnya. Uang ini diperjualbelikan secara luas di seluruh tanah air sehingga tidak mengherankan bila uang ini terdapat di pelosok-pelosok desa sekalipun.
Bagi yang tidak mengerti akan menganggap uang ini sebagai barang 'asli' dan mempunyai nilai yang sangat-sangat tinggi, bahkan dianggap sakral karena dapat melengkung atau menggulung sendiri bila diletakkan di telapak tangan. Semua ini bisa terjadi karena kertas yang dipergunakan bukanlah kertas uang sehingga mudah memuai bila terkena suhu panas yang berasal dari tangan kita. Uang2 Sukarno palsu ini sangat mudah ditemukan di kaki lima di seluruh Indonesia, tidak memiliki nilai koleksi dan harga perlembar hanya sekitar Rp. 10.000,-
Seri Sukarno Borneo
Terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah, direncanakan untuk diedarkan di North Borneo (Sabah dan Serawak).
Seri Sukarno Borneo 1961Seri ini tidak mempunyai variasi dan biasanya mempunyai prefix AEU untuk pecahan satu rupiah dan BAB untuk pecahan dua setengah rupiah. Seri ini relatif mudah ditemukan dan berharga sekitar Rp.400.000 - Rp.600.000 per set dalam kondisi UNC.
..
Kritik dan saran hubungi: arifindr@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar