Beberapa waktu yang lalu salah satu balai lelang di Inggris (Spink Auction) menampilkan satu lot yang sangat menarik. Lot tersebut berisi sepasang uang seri Diponegoro yang tidak jadi diterbitkan (unissued), yaitu pecahan Rp5.000 dan Rp10.000. Mari kita lihat deskripsi lot tersebut.
Apa yang menarik dari lot 994 tersebut?
1. Berisi sepasang uang kertas Indonesia terlangka
2. Harga estimasi yang sangat rendah, 700 pound atau sekitar Rp15 juta setelah + fee. Padahal harga pasar uang ini diperkirakan 2 kali harga tersebut
3. Bentuk SPECIMEN yang TIDAK PERNAH terlihat sebelumnya, dan sangat mungkin bisa menambah bahkan merubah informasi yang ada di katalog
Dan ternyata benar, harga penutupan lot tersebut setelah ditambah fee, ongkos kirim dan biaya-biaya lainnya menjadi sekitar 1500 pound atau bila dirupiahkan menjadi sekitar Rp25 juta. Rupanya banyak juga yang berminat dengan lot ini.
Sekarang mari kita bahas apa saja yang membuat lot ini sangat menarik.
Perhatikan baik-baik bentuk uang di atas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Stempel SPECIMEN DE LA RUE & Co LTD NO VALUE berbentuk oval yang terletak di sudut kanan bawah dan kiri atas
2. Stempel SPECIMEN dengan nomor tertentu (002) yang terletak di margin bawah depan
3. Punch holes di atas tanda tangan
4. Stempel SPECIMEN yang melintang di tengah kertas uang
Beberapa hal tersebut di atas merupakan sebagian ciri khas SPECIMEN yang dicetak oleh Thomas De La Rue. Mari kita bandingkan dengan uang-uang lainnya :
Seri RIS, stempel De La Rue berbentuk oval di tengah dan SPECIMEN No 10 di bawah kiri
Seri binatang 1957, sepasang stempel oval, SPECIMEN no 39 dan punch holes
Seri bunga 1959, sepasang stempel oval, SPECIMEN No 30 dan punch holes
Seri Sukarno 1960, sepasang stempel oval, SPECIMEN N0 25 dan punch holes
Semua contoh di atas, yaitu seri RIS (1950), seri binatang (1957), seri bunga (1959) dan seri Sukarno (1960) memiliki variasi SPECIMEN Thomas De La Rue (TDLR). Hal ini sudah sepantasnya dan dapat dimengerti karena sebagian atau seluruh pecahan pada seri tersebut dicetak oleh TDLR. Buktinya tercantum pada KUKI atau pada uang yang bersangkutan.
KUKI mencantumkan nama pencetak (TDLR) pada pecahan Sukarno 2500 & 5000 Rupiah
Nama pencetak (TDLR) pada seri bunga tercantum dengan jelas di bagian depan uang
Sekarang kita kembali kepada uang Diponegoro, bagaimana keterangan di KUKI?
KUKI 1996 menyatakan bahwa uang ini dicetak oleh P.N. Pertjetakan Kebajoran Imp
Lalu bagaimana dengan keterangan pencetak di uangnya sendiri?
Ternyata tertulis "P.N. PERTJETAKAN KEBAJORAN IMP" juga
Berarti baik KUKI maupun keterangan pencetak yang tertera di uang menyatakan bahwa P.N. PERTJETAKAN KEBAJORAN IMP yang mencetak seri ini. Tetapi pada kenyataannya ditemukan bukti yang tak terbantahkan bahwa seri ini dicetak oleh TDLR.
Dua macam versi SPECIMEN, (1) TDLR dan (2) tanpa TDLR
Semua bentuk SPECIMEN seri Diponegoro yang pernah saya lihat adalah variasi tanpa TDLR (2). Tidak pernah sekalipun saya menemukan variasi SPECIMEN dengan TDLR (1). Apalagi dengan adanya keterangan baik di KUKI maupun di uangnya sendiri bahwa seri ini dicetak oleh P.N. Pertjetakan Kebajoran Imp. Kenyataan membuktikan bahwa ternyata TDLR memiliki peran dalam mencetak uang ini. Seberapa besar peran TDLR tentunya masih berupa tanda tanya.
Hal inilah yang menyebabkan lot bernomor 994 ini menjadi sangat-sangat menarik!
Pertanyaan :
Perhatikan keterangan pada gambar paling atas (lot detail), tertulis ND (1975), bandingkan dengan keterangan di KUKI 1996 hal 160 tertulis Seri Diponegoro 1971. Keduanya mencantumkan tahun yang berbeda, yang manakah yang tepat?
a. 1971
b. 1975
c. Bukan keduanya
Pembahasan dapat dilihat di bawah
DIPONEGORO unissued (2)
Setelah membaca artikel terdahulu, timbul suatu perbedaan persepsi tentang tahun penerbitan seri Diponegoro ini. Pada katalog lelang Spink Auction tertulis sebagai berikut :
Bank Indonesia, specimen 5000 Rupiah, ND (1975)
Lot 994. Spink menganggap uang ini bertahun 1975
Penjelasan tersebut dapat dimengerti karena Spink memakai Standard Catalog of World Paper Money (Katalog Pick) sebagai acuan. Mari kita lihat halaman yang mencantumkan seri Diponegoro :
Katalog Pick dengan jelas mencantumkan tahun 1975
Bagaimana dengan KUKI?
Mari kita lihat KUKI edisi perdana (1996) halaman 160.
KUKI menuliskan bahwa seri ini bertahun 1971
Jadi ada kontradiksi antara Pick dengan KUKI. Pick menuliskan 1975 sedangkan KUKI 1971. Menurut teman-teman yang manakah yang mendekati kebenaran? Mari kita bahas bersama.
Pick mengambil tahun 1975 bukan tanpa alasan, dan sepertinya alasan yang paling mungkin diterima karena salah satu pecahan seri Diponegoro yaitu 1000 Rupiah sangat mirip dengan versi beredarnya yang bertahun 1975. Perhatikan gambar di bawah:
Diponegoro versi beredar emisi 1975 (atas) dengan versi unissued (bawah)
Versi beredar bertahun 1975 sedangkan versi unissued tanpa tahun
Perhatikan juga kemiripan pecahan 5000 Rupiah antara Diponegoro unissued dengan penjala ikan emisi 1975.
Kedua pecahan memiliki corak yang serupa apalagi pada bagian belakang
Berdasarkan kemiripan seri Diponegoro pecahan 5000 dan terutama pada pecahan 1000 Rupiah dengan emisi yang beredar tahun 1975 maka Pick memutuskan untuk mencantumkan seri Diponegoro sebagai tahun 1975.
Sekarang bagaimana dengan KUKI, mengapa dan atas dasar apa mencantumkan tahun 1971 pada seri Diponegoro?
Para penyusun KUKI tentu memiliki dasar yang sangat kuat untuk mencantumkan tahun 1971 pada seri ini, pertimbangannya bukan pada versi beredar seperti pada Pick tetapi pada bukti yang lebih otentik. Mari kita lihat bersama:
Variasi Proof dan nomor jalan
Seri Diponegoro ternyata memiliki banyak variasi, diantaranya adalah :
1. Proof
2. Specimen
3. Specimen TDLR
4. Nomor jalan
Pertimbangan pertama :
Pada variasi Proof (1) dan nomor jalan (4) ternyata terdapat subvariasi lagi yang mencantumkan tanggal uang tersebut di approved yaitu :
Pertimbangan pertama :
Pada variasi Proof (1) dan nomor jalan (4) ternyata terdapat subvariasi lagi yang mencantumkan tanggal uang tersebut di approved yaitu :
Versi proof : tanggal 24 Oktober 1970
Versi beredar : tanggal 28 Juni 1971
Pertimbangan kedua :
Perhatikan ejaan yang dipergunakan pada kedua uang di atas yang masih memakai ejaan lama (Setudju, Djakarta dan Djuni). Ejaan yang disempurnakan (dj menjadi j) mulai berlaku tanggal 16 Agustus 1972.
Pertimbangan ketiga :
Seri Diponegoro unissued ditandatangani oleh Radius Prawiro yang menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia tahun 1966 sampai dengan 1973 sedangkan emisi 1975 (1000 dan 5000 Rupiah) ditandatangani oleh Drs. Rachmat Saleh yang menjabat pada tahun 1973 sampai dengan 1983.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas :
1. Tanggal tertera 1970 dan 1971
2. Ejaan yang dipakai adalah ejaan lama sebelum 1972 dan
3. Ditandatangani oleh Radius Prawiro yang menjabat sampai dengan 1973
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa seri Diponegoro unissued:
1. Tidak mungkin bertahun cetak 1975
2. Jadi untuk saat ini mari kita menganggap bahwa tahun 1971 sebagaimana yang dicantumkan oleh KUKI adalah tahun yang paling mendekati kebenaran.
Setuju??
Tetapi KUKI bukan tanpa kelemahan, perhatikan gambar berikut yang diambil dari KUKI edisi 2010 halaman 160.
Apa yang patut diperhatikan pada uang tersebut?
Di KUKI 2005 uang yang diberi nomor H-310 ini diberikan keterangan sebagai berikut :
Tanda tangan : Drs. Rachmat Saleh dan Soeksmono B. Martokoesoemo
Percetakan : Perum Percetakan Uang Republik Indonesia
Pengaman : Tanda air patung Majapahit
Nomor seri : 3 huruf 6 angka
a. Bertahun
b. Tidak bertahun
Bagaimana dengan katalog Pick?
Mari kita lihat bersama :
Pick juga membagi uang ini menjadi 2 kelompok yaitu
a. 1975. Watermark Majapahit statue
b. ND (No Date). Specimen. (Not issued)
Berdasarkan katalog KUKI, uang ini terdiri dari 2 jenis variasi yang perbedaannya terletak hanya pada 'ada atau tidaknya tahun penerbitan (1975)'. Sedangkan pada Pick ada tambahan SPECIMEN, not issued dan tidak adanya keterangan tentang tanda airnya. Rupanya Pick lebih lengkap mencantumkan keterangan dibandingkan KUKI.
Memang bila diperhatikan sepintas kedua uang ini sangat serupa. Tidak heran para penyusun katalog menyatukan keduanya dalam satu nomor.
Apakah memang benar demikian? Apakah benar uang 1000 Rupiah Diponegoro versi bertahun (1975) dengan versi tanpa tahun benar-benar serupa sehingga cukup dikelompokkan menjadi satu?
Mari kita bahas bersama.
1. Bila kedua jenis uang tersebut, pertama yang bertahun 1975 dan kedua yang tanpa tahun kita bandingkan bersama maka akan tampak bahwa ukuran jenis yang bertahun 1975 sedikit lebih panjang daripada jenis yang tanpa tahun. Untuk tepatnya ukuran kedua uang tersebut adalah :
a. 1975 : 158 x 79 mm
b. Tanpa tahun : 156 x 78 mm
Ukuran uang yang tanpa tahun (bawah) lebih kecil daripada yang bertahun (atas)
2. Bila kedua uang diterawang maka akan tampak tanda air yang bergambar :
a. 1975 : Patung Majapahit atau tepatnya Gajah Mada
b. Tanpa tahun : Pangeran Diponegoro
Tanda air Gajah Mada pada uang yang bertahun 1975 (atas) dan Pangeran Diponegoro pada yang tidak bertahun (bawah)
3. Kedua uang ditandatangani oleh Gubernur BI yang berbeda :
a. 1975 : Drs. Rachmat Saleh dan Soeksmono B Martokoesoemo
b. Tanpa tahun : Drs. Radius Prawiro dan Durmawel Achmad SH
Tanda tangan yang berbeda pada jenis yang 1975 (atas) dan yang tanpa tahun (bawah)
4. Pada bagian tengah uang, tepat di bawah tulisan SERIBU RUPIAH :
a. 1975 : Terdapat tulisan DIREKSI
b. Tanpa tahun : Tidak terdapat tulisan
Tulisan DIREKSI pada jenis yang 1975 (atas)
5. Pada sudut kanan bawah bagian depan uang :
a. 1975 : Terdapat bentuk segi lima yang teraba kasar bila diraba
b. Tanpa tahun : Tidak terdapat bentuk tersebut
Bentuk segilima pada jenis yang bertahun 1975 (atas)
6. Bila diperhatikan lebih teliti lagi percetakan kedua jenis uang tersebut :
a. 1975 : PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP.
b. Tanpa tahun : P.N. PERTJETAKAN KEBAJORAN IMP.
Perbedaan tulisan pencetak pada kedua uang
7. Sekarang kita bandingkan nomor serinya. Keduanya jelas memiliki tipe huruf dan angka yang berbeda. Perhatikan gambar di bawah :
Jenis yang bertahun 1975 (atas) dan tanpa tahun (bawah)
8. Dan terakhir, bagaimana bila kedua uang kita sinar dengan lampu ultraviolet, hasilnya :
a. 1975 : Terdapat angka 1000 yang berpendar kehijauan di bagian belakang uang
b. Tanpa tahun : Tidak terdapat angka yang berpendar
Angka 1000 berpendar kehijauan pada jenis yang bertahun 1975.
Dengan ditemukannya paling tidak 8 perbedaan antara uang yang bertahun 1975 dan yang tanpa tahun, apakah cocok kedua jenis uang ini dikelompokkan menjadi satu?
Jawabannya sudah pasti adalah : TIDAK COCOK
Kedua uang ini adalah uang yang BERBEDA, dan tidak bisa dikelompokkan menjadi satu dengan hanya mencantumkan satu macam perbedaan saja yaitu bertahun dan tanpa tahun.
Kesimpulan: jenis uang yang tanpa tahun seharusnya diberikan nomor tersendiri dan sangat tidak tepat bila digabungkan dengan jenis yang bertahun karena bisa menimbulkan kesalahpahaman yang cukup berarti. Apa saja bentuk kesalahpahamannya? Kita bahas lain kali ya.......
(BERSAMBUNG)
Jakarta 25 Desember 2011
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI 1996
2. Katalog Pick
3. Lelang Spink London
4. Website BI
5. Wikipedia
6. Koleksi gabungan para kolektor
0 komentar:
Posting Komentar