Senin, 17 November 2014

1975 - 1979

Setelah seri Sudirman 1968, Bank Indonesia tidak pernah menerbitkan uang secara berseri lengkap dari pecahan kecil sampai pecahan besar. Tiap-tiap pecahan diterbitkan pada tahun yang berbeda sehingga memiliki pola dan gambar yang berbeda pula.



Emisi 1975

Terdiri dari tiga pecahan yaitu 1000, 5000 dan 10000 rupiah


Pecahan 1000 rupiah

Bergambar pangeran Diponegoro, mirip dengan seri Diponegoro 1971 yang tidak jadi diterbitkan, tetapi berbeda ukuran dan watermark.
Bernilai jual sekitar Rp. 10.000,- (fine) s/d Rp. 75.000,- (UNC)



Diponegoro 1000 rupiah (1975) bertanda air Gajah Mada


Pecahan 5000 rupiah

Bergambar penjala ikan/nelayan, berharga sekitar Rp. 250.000,- (UNC)


Nelayan 5000 rupiah 1975


Pecahan 10000 rupiah

Mempunyai motif dan gambar yang sangat menarik berupa relief candi Borobudur di bagian depan dan barong di bagian belakang sehingga sangat digemari oleh kolektor mancanegara. Sangat sulit menemukan yang berkondisi sempurna, harga jual cukup tinggi berkisar di angka Rp.600.000,- perlembar UNC


Barong 10000 rupiah 1975



Emisi 1977

Terdiri dari pecahan 100 dan 500 rupiah

Pecahan 100 rupiah

Bergambar badak jawa, bernilai sekitar Rp.10.000,- perlembar UNC


Badak 100 rupiah 1977



Pecahan 500 rupiah

Bergambar wanita dengan bunga anggrek, relatif mudah ditemukan sehingga hanya berharga sekitar Rp.30 ribu perlembar UNC.


Bunga anggrek 500 rupiah 1977



Emisi 1979


Hanya terdiri dari satu pecahan yaitu 10.000 rupiah gamelan. Bernilai jual sekitar Rp.100 ribu perlembar UNC.




Gamelan 10000 rupiah (1979)


Selama periode tahun 1970 an, Bank Indonesia mengeluarkan 6 macam pecahan yang terdiri dari : 1000 Diponegoro, 5000 nelayan, 10000 barong, 100 badak, 500 anggrek dan 10000 gamelan. Dari ke 6 macam uang kertas ini yang paling sulit ditemukan dan tentu saja bernilai paling tinggi adalah pecahan 10000 barong.

0 komentar:

Posting Komentar